Suara.com - Sebuah kota di Florida, Amerika Serikat sepakat untuk membayar uang tebusan senilai 600.000 dolar AS atau sekitar Rp 8,5 miliar agar jaringan komputer milik pemeritah kota yang dikunci oleh peretas menggunakan ransomware dibuka dan bisa beroperasi kembali.
Dewan Kota Riviera Beach pada pekan ini sepakat untuk mengabulkan permintaan uang tebusan para peretas. Mereka yakin bahwa membayar uang tebusan adalah pilihan terbaik untuk memperoleh kembali data-data penting milik publik dalam sistem komputer yang diserang dan dikunci oleh program jahat jenis ransomware.
Seperti diwartakan Engadget, jaringan komputer milik Kota Riviera Beach diserang dan dikuasai oleh peretas ketika seorang polisi mengeklik sebuah tautan atau link dalam email.
Tanpa sepengatahuan polisi itu, tautan tersebut rupanya adalah pintu gerbang yang digunakan oleh program jahat ransomware untuk menembus dan mengunci jaringan komputer milik kota tersebut.
Baca Juga: Sepanjang 2018, Jumlah Malware Ransomware Naik Lebih dari 40 Persen
Selain data-data publik, peretasan sistem komputer Kota Riviera Beach juga mengakibatkan para pegawai negeri setempat tak bisa mengakses email dan mengganggu sistem panggilan darurat 911.
Juru bicara pemerintah Kota Riviera Beach, Rose Anne Brown, mengatakan pihaknya telah meminta saran dari konsultan keamanan siber dan para konsultan menganjurkan agar tebusan dibayar.
Meski demikian ia mengakui bahwa tak ada jaminan para peretas akan membuka sistem komputer pemerintah kota tersebut.
"Kami bersandar pada saran pada konsultan," kata Brown seperti dikutip dari kantor berita Associated Press.
Adapun tebusan itu diminta para peretas untuk dibayar dalam bentuk mata uang kripto, bitcoin. Pembayaran dalam bentuk bitcoin digemari para peretas karena rekening penerimanya nyaris mustahil dilacak oleh penegak hukum.
Baca Juga: Kunci Data Korban, Ransomware Ini Minta Pengguna Main Game
Adapun polisi federal AS, FBI, menolak berkometar terkait serangan peretas terhadap Kota Riviera Beach. Meski demikian dalam situs resminya, FBI menganjurkan agar mereka yang diretas ransomware untuk tidak membayar tebusan.