Suara.com - Google meraup pendapatan sebesar 4,7 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 66,9 triliun dari menampilkan berita-berita media online selama 2018. Pendapatan itu diraih Google tanpa membayar satu peser pun kepada perusahaan media.
Menurut studi yang digelar oleh aliansi perusahaan media di Amerika Serikat dan Kanada (News Media Alliance), Google terus meraup uang dari konten-konten media sembari terus mengurung para pengguna di dalam ekosistemnya dan mengumpulkan data-data pribadi milik para penikmat media di dunia.
Hasil studi ini menunjukkan dengan semakin jelas bahwa Google dan raksasa media online lainnya membahayakan perusahaan media tradisional dengan mendominasi ekosistem media online dan pendapatan dari iklan yang dihasilkannya.
Studi ini rencananya akan dipresentasikan dalam rapat dengar pendapat antara perusahaan-perusahaan internet raksasa dengan dewan perwakilan rakyat AS pekan ini.
Baca Juga: Google Stadia Dipastikan Tersedia November
Diharapkan dari hasil dengar pendapat itu perusahaan media bisa memiliki posisi lebih baik untuk menegosiasikan pembagian pendapatan iklan dengan perusahaan semacam Google atau Facebook.
Meski demikian, Google menyangsikan hasil studi tersebut.
"Hitung-hitungan di balik layar ini tak akurat," kata juru bicara Google seperti dilansir AFP.
"Studi itu mengabaikan peran Google. Setiap bulan, Google News dan mesin pencari Google mengarahkan lebih dari 10 miliar klik ke situs-situs berita yang kemudiang mendongkrak jumlah pelanggan serta pendapatan," tutup dia.
Baca Juga: Rayakan Mudik, Google Doodle Juga Kenang 50 Tahun Parade LGBT