Suara.com - Baru-baru ini, sebuah video beredar sempat menggemparkan publik. Pasalnya, pilot Angkatan Laut AS (U. S. Navy) mengaku mereka pernah melihat UFO di radar pesawat jet tempur.
Banyak yang menghubungkan UFO (Unidentified Flying Object) dengan kendaraan yang digunakan alien. Ternyata, ada salah satu ilmuwan yang tidak setuju dengan pernyataan bahwa UFO yang dilihat oleh pilot Angkatan Laut AS adalah kendaraan alien.
Sebelumnya, seorang pilot Angkatan Laut AS melaporkan bahwa ia hampir bertabrakan dengan UFO saat melakukan penerbangan di atas Pantai Virginia pada tahun 2014.
Tak hanya satu, namun terdapat beberapa laporan UFO yang terlihat oleh pilot Angkatan Laut di atas kawasan Pantai Timur antara musim panas 2014 dan awal 2015. Insiden-insiden itu dilaporkan ke dalam program AATIP (Advanced Aerospace Threat Identification Program) milik Pentagon yang dirilis pada Desember 2017.
Baca Juga: Pilot-pilot Jet Tempur AS Semakin Sering Berhadapan dengan UFO
Akhir Mei 2019, penampakan UFO tersebut semakin gempar karena dituangkan dalam film dokumenter oleh The History Channel.
Salah satu ilmuwan sekaligus seorang astronom senior di Institut SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence), Seth Shostak, mempunyai pendapat berbeda.
Dia menunjukkan bahwa penampakan yang terjadi hampir mirip dengan penampakan di tahun 2004. Karena ditemukan di wilayah pantai pesisir Amerika Serikat, Seth Shostak memiliki pendapat berbeda.
Wilayah pesisir adalah tempat di mana mungkin bisa menemukan pesawat pengintai canggih milik negara saingan. Serangan atau pengintaian di atas benua Amerika akan lebih berisiko dan mudah dideteksi.
Seth Shostak juga mencatat bahwa penampakan UFO terjadi setelah sistem radar mereka dilakukan pembaruan atau update system. Detail yang seperti UFO itu bisa saja merupakan sebuah "bug" yang terjadi di software radar mereka.
Baca Juga: Mengenal Awan Lenticular di Puncak Gunung Lawu yang Mirip UFO
"Seperti yang telah diketahui oleh siapa pun yang menggunakan produk Microsoft, setiap kali kita meningkatkan pembaruan biasanya selalu ada bug atau masalah yang terjadi," kata Shostak dikutip dari Space.