Peneliti LIPI Temukan 16 Spesies Baru Keong Darat di Jawa

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 31 Mei 2019 | 19:42 WIB
Peneliti LIPI Temukan 16 Spesies Baru Keong Darat di Jawa
Ilustrasi keong darat. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Sedangkan Landouria abdidalem terinspirasi dari abdi dalem Keraton Yogyakarta di mana spesies tersebut ditemukan di Provinsi Yogyakarta,” ujar Ayu.

Sementara spesies-spesies lainnya masing-masing diberi nama Landouria naggsi, Landouria nusakambangensis, Landouria tholiformis, Landouria tonywhitteni, Landouria madurensis, Landouria sewuensis, Landouria sukoliloensis, Landouria nodifera, Landouria pacitanensis, Landouria zonifera, Landouria pakidulan, Landouria dharmai, dan Landouria menorehensis.

Ayu menjelaskan hasil penelitian mengungkapkan bahwa Landouria merupakan keong darat yang memiliki keanekaragaman spesies tinggi di Jawa. Sebagian besar adalah hewan endemik atau hanya memiliki sebaran di daerah-daerah tertentu di Jawa.

“Keanekaragaman spesies Landouria tertinggi sebanyak 19 spesies terdapat di dataran rendah di bawah 500 mdpl. Keragaman tersebut berkurang dengan meningkatnya ketinggian,” ujar Ayu.

Baca Juga: Spesies Manusia Purba Baru, Homo luzonensis, Ditemukan di Filipina

Menurut Ayu, hanya lima spesies yang tercatat berada pada ketinggian di atas 1000 mdpl, dan hanya dua spesies yang diketahui memiliki sebaran hingga ketinggian di atas 2000 mdpl. “Karena sebaran yang terbatas inilah, hewan endemik seperti Landourias terhadap ancaman kepunahan.”

“Ternyata di Jawa itu hampir di tiap gunung, atau lokasi karst (kapur) memiliki jenis Landouria yang berbeda. Dan masih ada kemungkinan bertambah jenis barunya, karena saya belum koleksi ke semua gunung di Jawa,” kata Ayu.

Peneliti yang baru bergabung dengan LIPI tahun 2018 ini mengatakan beberapa spesies keong darat yang baru terungkap tersebut masih banyak ditemukan di habitat aslinya.

“Tapi ada dua spesies yang saya kurang tahu dia masih ada atau tidak. Karena ditemukan dari koleksi lama Museum Zoologicum Bogoriense yang ada di LIPI dan Zoologisches Museum Amsterdam (sekarang koleksinya ada di Naturalis, Leiden). Sedangkan satu spesies di antaranya malah koleksi tahun 1927-1932,” kata Ayu.

Ia mengungkapkan perubahan dan kehilangan habitat merupakan salah satu contoh ancaman yang sedang dihadapi oleh Landouriadi Jawa. “Yang dikhawatirkan adalah mereka sudah keburu hilang sebelum ditemukan. Kan sedih”.

Baca Juga: Uniknya Pulau Keong, Rumah Bagi Jutaan Cangkang di Selatan Karibia

Terkait adanya perizinan eksplorasi dan eksploitasi karts yang banyak menjadi habitat keong darat Landouria ini, ia hanya menduga mereka yang berperan mengambil kebijakan bimbang untuk memilih antara memanfaatkan sumber daya untuk memasok kebutuhan pembangunan negara ataukah lebih baik menyelamatkan keanekaragaman hayati Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI