Peneliti LIPI Temukan 16 Spesies Baru Keong Darat di Jawa

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 31 Mei 2019 | 19:42 WIB
Peneliti LIPI Temukan 16 Spesies Baru Keong Darat di Jawa
Ilustrasi keong darat. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti moluska atau Malacologist dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Centrum fur Naturkunde (CeNak), Universitat Hamburg, Jerman, menemukan 16 spesies baru keong darat Landouria asal Pulau Jawa.

Penemuan tersebut dipublikasikan dalam Revision of the land snail genus Landouria Godwin-Austen, 1918 (Gastropoda, Camaenidae) from Java yang diterbitkan oleh European Journal of Taxonomyedisi Mei 2019.

Peneliti moluska dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Ayu Savitri Nurinsiyah, yang turut terlibat dalam studi itu, mengatakan penelitian dilakukan terhadap spesimen koleksi beberapa museum dunia, seperti Natural History Museum of London di Inggris, Naturalis Biodiversity Center di Belanda, Senckenberg Museum of Frankfurt dan Zoological Museum of the University of Hamburg di Jerman, serta Museum Zoologicum Bogoriense di Indonesia.

Selain dari museum, penelitian juga dilakukan terhadap koleksi keong darat Landouriadari penemuan lapangan di Jawa tahun 2013-2015.

Baca Juga: Spesies Manusia Purba Baru, Homo luzonensis, Ditemukan di Filipina

“Kalau (koleksi) museum, yang paling lama koleksi tahun 1889. Koleksinya A. Strubell dari Gunung Salak. Sekarang tersimpan di Senckenberg Museum of Frankfurt (SMF), Jerman,” kata Ayu kepada Antara (31/5/2019).

Dari hasil penelitian yang dilakukan bersama Marco Neiber dan Bernhard Hausdorf, Malacologist dari Centrum fur Naturkunde (CeNak), Universitat Hamburg, Jerman ini, menurut Ayu, sebetulnya merevisi satu genus di Jawa bernama Landouria.

“Dalam melakukan revisi sistematika, penelitian ini menerapkan pendekatan integratif yang menggabungkan pemeriksaan morfologi cangkang, karakter genitalia, dan DNA,” ujar Ayu.

Sehingga jika berdasarkan karakter morfologi cangkangnya ia mengatakan diketahui dari yang awalnya hanya tujuh spesies yang terungkap di Jawa, setelah ditelaah lebih mendalam dengan examination genitalia dan DNA ternyata jumlahnya menjadi 28.

“Dari enam spesies Landouria yang diungkap oleh van Benthem Jutting (1950) dan satu spesies oleh Bunjamin Dharma (2015), kami berhasil mendeskripsi kembali 28 spesies di Jawa, 16 di antaranya adalah spesies baru dalam ilmu pengetahuan,” ujar dia.

Baca Juga: Uniknya Pulau Keong, Rumah Bagi Jutaan Cangkang di Selatan Karibia

Lebih lanjut Ayu mengatakan 16 spesies tersebut di antaranya adalah Landouria parahyangensis yang dinamakan berdasarkan area sebaran spesies tersebut yaitu di tanah Sunda (Parahyangan). Sementara Landouria petrukensis diberi nama Petruk karena hanya ditemukan di kawasan Gua Petruk, Kebumen, Jawa Tengah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI