Suara.com - Bagaimana manusia bisa berjalan dengan dua kaki, alih-alih empat kaki seperti spesies monyet lainnya, hingga saat ini masih misteri. Yang pasti berkat kemampuan itu, kita kini berhasil menguasai seluruh daratan di muka Bumi.
Tetapi sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Geology mengemukakan penjelasan yang unik: ledakan bintang di langit memaksa nenek moyang kita berdiri di atas dua kaki.
Menurut studi para ilmuwan dari Amerika Serikat itu, beberapa bintang di sudut Galaksi Bima Sakit meledak dan memicu kehancuran kosmis sekitar 7 juta tahun lalu dan terus berlangsung selama jutaan tahun kemudian.
Ledakan supernova itu menyemburkan sinar-sinar kosmis ke segala penjuru dan di Bumi efek dari radiasi yang dihasilkan oleh ledakan demi ledakan itu mencapai puncaknya pada sekitar 2,6 juta tahun lampau.
Baca Juga: Spesies Manusia Purba Baru, Homo luzonensis, Ditemukan di Filipina
Meningkatnya radiasi di luar angkasa membuat atmosfer semakin terionisasi dan membuatnya semakin mudah mengalirkan listrik. Alhasil, di Bumi sambaran petir semakin sering terjadi dan memicu kebakaran hebat di hutan belantara Afrika, tempat nenek moyang manusia diyakini bermukim.
Kebakaran hutan mengubah Afrika menjadi padang rumput luas. Berkurangnya pohon kemudian memaksa nenek moyang manusia untuk beradaptasi untuk bertahan hidup, menjadi mahluk yang menjejak tanah dengan dua kaki.
Meski demikian dalam sejarah evolusi manusia yang banyak diyakini oleh ilmuwan, nenek moyang manusia mulai belajar berjalan dengan dua kaki sekitar 6 juta tahun lalu.
Adalah Sahelanthropus - yang ciri-ciri fisiknya merupakan perpaduan dari manusia dan monyet - yang diyakini sebagai spesies pertama yang berjalan dengan dua kaki. Fosil spesies purba nenek moyang manusia itu ditemukan di Chad.
Salah satu teori utama yang menjelaskan mengapa manusia purba mulai berjalan di atas dua kaki adalah adanya perubahan iklim yang mengubah hutan di Afrika menjadi padang rumput luas.
Baca Juga: Studi: Manusia Modern Menjadi Manusia Purba Berkat Tinder
Adrian Melott dari Univerity of Kansas, AS yang terlibat dalam penelitian itu mengatakan ia yakin bahwa nenek moyang manusia sudah bisa berjalan dengan dua kali jauh sebelum ledakan bintang terjadi. Tetapi ia akin bahwa peristiwa kosmis itu turut berpengaruh terhadap perubahan yang sangat penting tersebut.