Suara.com - Huawei diketahui telah kehilangan lisensi dari Google atas sistem operasi Android. Tak hanya itu, perusahaan China tersebut juga ditinggal pembuat chipset Qualcomm, Intel, dan ARM. Melihat situasi seperti ini, Nokia berusaha mencari peluang dari kondisi yang dihadapi Huawei.
Rajeev Suri selaku Kepala Eksekutif Nokia mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil manfaat dari tindakan keras pemerintah Amerika Serikat kepada Huawei, mengingat perlombaan untuk menggelar layanan 5G semakin memanas.
"Mungkin ada peluang jangka panjang tetapi lebih dari itu, sulit dikatakan pada saat ini," ucap Rajeev Suri ketika ditanya mengenai masalah regulasi yang sedang dihadapi Huawei, seperti yang dikutip dari Reuters.
Analis memprediksi bahwa Nokia dan Ericsson akan mendapatkan manfaat dari ketegangan antara Amerika Serikat dan Huawei. Seperti yang diketahui, Nokia telah mengalami kerugian pada bulan lalu setelah gagal memasok peralatan telekomunikasi 5G miliknya.
Baca Juga: Admin Twitter Nokia Ngantuk, Diketawain Warganet Karena ini
Rajeev Suri mengaku bahwa perusahaannya agak lambat dalam menjalankan teknologi 5G karena menggabungkan rencana teknologinya sendiri dengan rencana akuisisi Alcatel-Lucent. Ia menambahkan bahwa Nokia telah memenangkan satu kontrak 5G komersial tambahan. Saat ini Nokia memiliki 37 kontrak komersial 5G termasuk T-Mobile, AT&T, STC, dan Telia.