Di sisi lain, media massa juga harus mampu menyampaikan berita secara akurat.
Jurnalis perlu menyadari bahwa liputan tentang korban dari kelompok massa aksi dapat menyebabkan efek ganda. Berita tentang korban meninggal dapat meningkatkan kewaspadaan, tetapi dapat juga memperluas konflik.
Di satu sisi, pemberitaan penting untuk menggambarkan skala kerusuhan, tetapi bila tidak disajikan secara detail, justru akan menyulut konflik di daerah-daerah lainnya.
Saat memberitakan korban meninggal, misalnya, jurnalis harus menceritakan kronologi peristiwa itu sedetail mungkin.
Baca Juga: Cegah Kerusuhan 22 Mei Susulan, Brimob Masih Jaga Bawaslu dan KPU
Misalnya, dalam konteks pemberitaan aksi demo 22 Mei perlu diberitahukan sebelum terjadi bentrokan antara aparat dan massa, sudah ada instruksi bahwa polisi tidak dipersenjatai dengan peluru tajam.
Dalam situasi seperti sekarang ini, orang mudah termakan kabar bohong yang bertujuan meningkatkan skala kerusuhan.
Aksi protes, bila dilakukan secara konstitusional, adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan berdemokrasi. Tetapi, kita harus memastikan aksi massa itu tetap terbingkai oleh kewarasan.
Artikel ini sebelumya telah tayang di The Conversation.
Baca Juga: Demonstrasi Anarkistis 22 Mei: Bagaimana Otak Memantik Kekerasan