Polisi Selidiki Pesan WhatsApp Berisi Ancaman Bom Molotov untuk Kapolri

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 21 Mei 2019 | 06:45 WIB
Polisi Selidiki Pesan WhatsApp Berisi Ancaman Bom Molotov untuk Kapolri
Ilustrasi bom molotov. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri sedang menyelidiki pesan WhatsApp berisi ancaman bom molotov terhadap Kapolri dan Kabareskrim Polri.

"Ya sudah didalami oleh Dit Siber," kata Brigjen Dedi Prasetyo saat dihubungi, Senin malam (20/5/2019) sembari menegaskan bahwa polisi tetap waspada dan tidak menganggap sepele isu-isu yang beredar di masyarakat.

Sebelumnya beredar di media sosial dan di aplikasi pesan WhatsApp, sebuah pesan berisi undangan kepada seluruh mujahid untuk membawa molotov guna dilemparkan ke Gedung Bareskrim Polri pada 22 Mei 2019.

Pesan tersebut menyebutkan aksi itu akan menargetkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kabareskrim Polri Komjen Idham Azis.

Baca Juga: Hasil Final Rekapitulasi Suara KPU: Jokowi 55,50%, Prabowo 44,50%

Pada 22 Mei 2019 Komisi Pemilihan Umum (KPU) rencananya akan mengumumkan hasil final rekapitulasi suara Pemilu 2019. Tetapi pengumuman hasil rekapitulasi tersebut dimajukan dan diumumkan pada Selasa dini hari (21/5/2019) tadi di Jakarta.

Gedung KPU sempat dijaga ketat sejak Senin malam hingga Selasa dini hari. Tetapi selepas pengumuman, barikade serta penjagaan di sekitar kantor KPU di Menteng, Jakarta Pusat mulai dilonggarkan kembali.

Dalam pengumuman rekapitulasi suara pemilu 2019, KPU mengumumkan bahwa pasangan Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin meraup 85.607.362 suara (55,5 persen), sementara pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menerima 68.650.239 suara (44,5 persen). [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI