Suara.com - Beberapa waktu lalu, Redmi Note 7 menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan pecinta gadget di Indonesia. Maklum, submerek Xiaomi tersebut menjajakan kemampuan kamera 48 MP dalam banderol yang cukup ekonomis, yakni Rp 2,6 juta untuk varian RAM 4/ROM 64 GB.
Lantas, apakah Redmi Note 7 layak untuk mendapatkan tempat di kalangan pecinta fotografi ponsel? Mungkin ulasan berikut ini bisa memberikan jawabannya.
Desain
Untuk tampilan luar, Redmi Note 7 terlihat menawan karena menawarkan gradasi warna yang menarik. Apalagi, unit Redmi Note 7 yang singgah di redaksi Suara.com adalah varian Neptune Blue.
Bagian punggung ponsel dibuat dengan proses akhir menggunakan gradient glass 2,5D yang membuat ponsel terlihat kinclong saat dipandang dari berbagai sisi.
Namun, risiko penggunaan gradient glass 2,5D harus dibayar dengan kerentanan terhadap sidik jari pengguna ataupun debu. Ponsel mudah kotor saat terkena debu dan meninggalkan bekas sidik jari pengguna saat digenggam.
Cerdiknya, Xiaomi mengatasi masalah tersebut dengan memberikan jelly case untuk melindungi bodi ponsel dalam paket penjualan Redmi Note 7.
Selain itu, bagian belakang ponsel juga menjadi letak untuk penempatan fingerprint dan sepasang kamera ganda, berdampingan dengan LED Flash yang disusun secara vertikal.
Beranjak ke bagian muka, ponsel terbaru ini mengikuti tren kekinian karena memikiki layar berponi (notch) dengan motif waterdrop.
Seperti biasa, sisi kanan dipakai untuk tombol volume dan power. Sedangkan bagian kirinya dipakai untuk slot kartu SIM. Adapun bagian bawah, menjadi tempat untuk lubang speaker, port audio jack 3,5 mm, dan colokan USB Type-C.
Layar
Mengusung layar 6,3 inci beresolusi FHD+, Redmi Note 7 memiliki aspek rasio 19,5:9 atau 81,4 persen dan sudah dilapisi Corning Gorilla Glass 5 untuk menjaga ketahanan layar dari goresan.
Di harga ponsel Rp 2 jutaan, masih ada merek lainnya yang aspek rasionya menembus 90 persen. Artinya, Redmi Note 7 bukan menjadi ponsel dengan bezel tertipis di kelasnya.
Performa
Di atas kertas, Redmi Note 7 ditenagai prosesor octa-core Qualcom Snapdragon 660 AIE berkecepatan 2,2 GHz yang dikawinkan dengan GPU Adreno 512, RAM 4 GB, dan memori internal 64 GB.
Kombinasi dapur pacu tersebut berimbas besar saat dipakai untuk bermain game, mulai dari game enteng seperti Mobile Legends, hingga game berat semisal PUBG Mobile.
Hasilnya, kedua game tersebut mulus saat dimainkan dalam pengaturan grafis lumayan tinggi.
Namun, Xiaomi tidak membekali Redmi Note 7 dengan mode game, beda dengan vendor lainnya yang menyertakan mode game untuk memaksimalkan perangkat untuk bermain game.
Mungkin karena alasan inilah ponsel ini lumayan terasa panas saat dipakai bermain game dalam waktu yang lama.
Beralih ke bagian user interface, MIUI 10 berbasis sistem operasi Android 9 Pie terpasang pada perangkat. Antarmuka tersebut membawa pilhan tema menarik yang dapat diterapkan di ponsel, agar pengguna tidak merasa bosan dengan tema yang monoton.
Selain itu, MIUI 10 berbasis Android 9 Pie ini memberikan pilihan navigasi kepada penggunanya, yaitu menggunakan navigation bar atau tidak.
Jika memilih untuk tidak menggunakan navigation bar, pengguna memerlukan gestur untuk melakukan navigasi di ponsel. Misalnya, menggeser (swipe) dari bagian kiri layar untuk tombil kembali, geser dari bawah bagian layar untuk kembali ke menu home, dan lain-lain.
Sementara untuk teknisnya, aplikasi benchmark AnTuTu memberikan skor 142118 kepada Redmi Note 7, angka yang cukup tinggi di kelasnya.
Kamera
Inilah fitur yang diunggulkan Redmi Note 7 yang sekaligus menuai kontroversi.
Pasalnya, dalam label kamera belakang Redmi Note 7 tertera tulisan "48 MP AI Dual Camera". Padahal secara teknis, chip Qualcomm Snapdragon hanya mampu menjalankan kamera dengan batas resolusi 24 MP.
Lalu, apa yang membuat Xiaomi berani mengklaim ponsel besutannya ini berkekuatan 48 MP? Simak baik-baik penjelasan di bawah ini.
Pada dasarnya, Redmi Note 7 memiliki kamera belakang ganda dengan komposisi 12 MP (kamera utama) dan 5 MP (depth effect atau bokeh). Untuk mengaktifkan kamera '48 MP', pengguna harus menggeser mode kamera auto ke bagian Pro sebelum memotret.
Artinya, hasil foto 48 MP hanyalah olahan software yang menggabungkan 4 layer gambar yang sama dari kamera 12 MP agar mendapatkan hasil foto terbaik. Secara matematis, 12 x 4 layer = 48 MP.
Jadi, bisa dibilang kalau embel-embel kamera 48 MP pada Redmi Note 7 hanyalah gimmick belaka untuk mendongkrak penjualan ponsel ini.
Hasil foto lebih baik justru terlihat saat ponsel ini dipakai untuk memotret pada malam hari. Teknologi AI yang terpasang pada kamera Redmi Note 7 menghasilkan foto low light yang cukup memuaskan.
Beralih ke bagian kamera depan, Xiaomi membenamkan kamera beresolusi 13 MP tanpa adanya tambahan LED Flash. Meski begitu, bolehlah Redmi Note 7 diacungi jempol jika berbicara soal kamera selfie.
Baterai
Sumber daya Redmi Note 7 berasal dari baterai 4.000 mAh yang disebut-sebut sudah mendukung teknologi Qualcomm Quick Charge 4.
Untuk mengisi daya dari 5% hingga 100%, ponsel ini memerlukan waktu sekitar 2 jam lebih, termasuk lama jika dibandingkan dengan ponsel lain di segmen ini, seperti Realme 3, yang bisa mengecas penuh hanya dalam durasi kurang dari 100 menit.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Redmi Note 7 menawarkan performa yang seimbang. Bicara kinerja, ponsel ini cukup bisa diandalkan dan dapat menjadi perangkat untuk menemani rutinitas sehari-hari.
Namun saat bicara soal kamera, Redmi Note 7 berlindung di balik gimmick kamera 48 MP. Dengan mahar Rp 2.599.000, masih ada ponsel lain yang memberikan hasil foto yang lebih baik ketimbang ponsel ini.