Pesan yang dibawa pulang jelas. Seperti orang lain, para antropolog jauh dari kebal terhadap bias yang tidak disadari, terutama efek status sosial dan budaya dalam membentuk kepercayaan kita pada isu-isu seperti ras.
Ironisnya mungkin, kita sebagai antropolog, sebagai suatu disiplin, perlu untuk bekerja lebih keras dalam menantang pandangan kita sendiri yang dipegang kuat dan tertanam secara budaya, serta memberikan suara yang lebih besar kepada para ilmuwan dari kelompok yang secara historis tidak berasal dari kelompok yang diistimewakan.
Meski begitu, survei tersebut membuat pernyataan yang sangat kuat. Ini adalah penolakan besar terhadap ras oleh para ilmuwan yang disiplinnya menemukan sistem klasifikasi ras itu sendiri.
Hal ini juga menandai penerimaan yang hampir universal oleh para antropolog tentang bukti genetik selama beberapa dekade yang menunjukkan bahwa variasi manusia tidak dapat dikelompokkan menjadi kategori yang disebut ras.
Melangkah keluar dari “menara gading” saya, saya masih belum bisa melihat kelas politik atau komunitas mengadopsi pandangan kuat yang menentang ras dalam waktu dekat.
Artikel ini sebelumnya sudah ditayangkan oleh The Conversation.