Suara.com - Sebuah satelit badan antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil menemukan kuburan wahana antariksa Israel, Beresheet di permukaan Bulan, demikian diwartakan Live Science pekan ini.
Seperti dilaporkan pada April kemarin, gabungan beberapa institusi swasta Israel berhasil mengirim wahana antarika ke Bulan. Beresheet yang meluncur pada Februari diharapkan mendarat di Bulan pada 12 April.
Sayang upaya itu gagal, karena Beresheet hilang kendali, jatuh, dan hancur berantakan ketika menghantam dinginya permukaan Bulan.
Lokasi terakhir Beresheet kini berhasil diidentifikasi oleh Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO), sebuah satelit milik NASA yang mengorbit di sekitar Bulan.
Tempat jatuhnya Beresheet itu teridentifikasi setalah LRO melihat sebuah noda gelap sepanjang 10 meter di atas permukaan Bulan. Noda gelap itu diyakini tercipta akibat jatuhnya wahana berbobot 585 kg tersebut.
Beresheet dibawa ke luar angkasa oleh roket SpaceX Falcon 9 pada Februari lalu. Uniknya wahana yang dibangun oleh organisasi nirlaba SpaceIL itu terbang ke luar angkasa bersama Satelit Nusantara Satu milik PT Pasifik Satelit Nusantara.
Beresheet dirancang untuk beroperasi selama dua atau tiga hari saja di permukaan Bulan. Ia akan memotret lokasi pendaratan dan mengukur medan magnet Bulan. Data-data yang dikumpulkannya akan dikirim pusat kendali di Israel.
Tadinya, jika berhasil mendarat dengan selamat di Bulan, maka Beresheet akan menjadikan Israel negara keempat dalam sejarah, setelah Amerika Serikat, Uni Soviet, dan China, yang berhasil mencapai satelit Bumi itu.