Suara.com - Twitter membuat kemajuan untuk menangani konten terorisme di platformnya, pasalnya Twitter hingga paruh kedua tahun lalu telah menangguhkan lebih dari 166 ribu akun yang diduga terkait terorisme.
Bersama dengan platform media sosial lain seperti Facebook dan Google, Twitter berada di bawah tekanan dari regulator dan pemerintah di seluruh dunia untuk menghapus konten teoris tersebut lebih cepat.
Menurut laporan transparansi terakhirnya, perusahaan mengatakan alat teknisnya menghasilkan 91 persen akun yang teroris di Twitter sudah ditangguhkan secara proaktif.
Hal ini berarti Twitter sudah menangguhkan akun mencurigakan tersebut bahkan sebelum Tweet pertama mereka dicuitkan.
Baca Juga: Bikin Bom Ibu Setan, Teroris Bekasi Belajar dari Twitter dan YouTube
Pasalnya teknologi internal milik Twitter menangkap data yang digunakan akun tersebut dan menandakan adanya dugaan.
Dilansir dari laman Reuters, mulai bulan Juli hingga Desember, tercatat Twitter telah menangguhkan 166.153 akun dari 205.156 akun yang ditangguhkan dalam enam bulan sebelumnya.
Jumlah ini mengalami penuruan sebanyak 19 persen dari data sebelumnya.
''Penurunan tajam ini merupakan indikasi tren yang lebih besar yang diamati dari tahun ke tahun jumlah organisasi teroris yang berusaha menggunakan media sosial kami berkurang'' akui Sinead McSweeney, wakil presiden Twitter.
Menurut Twitter, pendekatan teknis yang telah dilakukannya selama bertahun-tahun membuahkan hasil, namun pihaknya akan selalu waspada dengan akun-akin baru yang bermunculan.
Baca Juga: Twitter Hapus 166.000 Akun Terkait Terorisme