''Intinya sih, kalau @fadlizon ga punya bukti audit bilang sistemnya keamanan server KPU ga jelas (karena berbasis Linux), ya diem aja. Open Source ga berarti sistemnya ga aman, malah sebaliknya. Lha kode intinya bisa diliat semua orang. Kalau ada celah keamanan, langsung ketauan..'' tulisnya.
Hal ini berbeda dengan sistem tertutup yang digunakan saat Pemilu AS. Menurutnya, sistem tersebut memiliki risiko keamanan yang lebih tinggi jika dibandinkan dengan server KPU yang digunakan sekarang.
Lebih lanjut, dirinya berharap jika pihak BPN atau Fadli Zon menyertakan bukti audit server sebagai bukti saat berpendapat bahwa sistem Linux tidak aman.
Bersama dengan cuitannya, pria ini juga mengusulkan untuk pihak KPU melakukan audit terbuka sebelum dan sesudah Pemilu digelar untuk memastikan keamanan server yang digunakan.
Baca Juga: Fadli Zon is Back! 5 Caleg Petahana yang Diprediksi Kembali ke Senayan
Thread panjang pemilik akun @tilehopper ini rupanya ditanggapi positif oleh warganet. Beberapa merasa berterima kasih karena mendapat penjelasan yang singkat mengenai sistem yang digunakan server KPU ini.
''Saya gak pernah peduli sama bacotan tokoh politik, tapi thread ini banyak banget ilmu yang bisa dipelajari. Terima kasih..'' tulis akun @erlandramd.
''Sebaiknya sarankan ybs belajar cyber security. Nanti ada 5W+H untuk menyatakan apakah suatu sistem aman atau tidak. OS hanya sub sistem. Ada jaringan juga. Ada hardware juga. Ada zona demiliter. Ada sub sistem lainnya. Ada sub-sub sistem juga. Kenali, baru nilai..'' komentar akun @bangyossss.
Sistem Linux diketahui memang digunakan sebagai server KPU untuk menjalankan hitung cepat dalam Pemilu 2019 dengan melakukan scan fomulir C1 pada seluruh TPS.
Mengenai kritik Fadli Zon untuk server KPU yang menggunakan sistem Linux ini memang sempat membuat heboh. Namun, usai thread penjelasan sistem Linux menjadi viral, Wakil Ketua DPR ini masih menutup mulut dan belum menyampaikan pendapatnya.
Baca Juga: Kunjungi KPU, Fadli Zon : Kecurangan Pemilu harus Ditindak