Suara.com - Setiap bulan akan selalu ada peristiwa langit yang terjadi, entah itu dapat terlihat dengan jelas atau tidak. Bulan Mei 2019 juga banyak peristiwa langit menarik, berikut ini lima peristiwa langit yang akan terjadi pada bulan Mei:
1. Hujan meteor Eta Akuarid
Memasuki bulan puasa Ramadan, pengamat di Indonesia dapat mengamati hujan meteor Eta Akuarid sekaligus menyantap sahur pada 7 Mei mendatang. Memiliki titik radian atau titik kemunculan meteor di dekat bintang Eta Akurarii di rasi bintang Akuarius, tahun 2019 ini disebut sebagai tahun terbaik untuk mengamatinya karena bertepatan dengan fase Bulan sabit.
Menurut Earth Sky, tidak akan ada cahaya Bulan yang menganggu sehingga langit akan gelap dan akan ada banyak meteor yang bisa teramati. Jika diamati di lokasi dengan minim polusi cahaya dan kondisi langit yang cerah, maka diperkirakan akan ada sekitar 40 meteor per jam.
Baca Juga: Fenomena Langit Gemparkan Kalsel
Pengamatan dapat dilakukan mulai pukul 03:00 dini hari waktu setempat saat titik radian hujan meteor ini berada di cakrawala timur. Hujan meteor Eta Akuarid ini sendiri berasal dari debris komet Halley.
Ketika mendekati Matahari, komet akan menguap dan meninggalkan debu serta batuan di sepanjang jalur orbitnya. Setiap 7 Mei, Bumi akan melintasi bekas jalur komet Halley tersebut sehingga debris masuk ke atmosfer Bumi sebagai hujan meteor.
2. Konjungsi Bulan dengan Mars
Planet Mars akan berkonjungsi dengan Bulan di langit barat saat senja pada 8 Mei. Kenampakan planet merah tersebut akan terlihat seperti bintang kemerahan yang terang dalam pandangan mata dan tidak berkelap-kelip.
Pada konjungsi kali ini, Mars akan berada sejauh 3 derajat dari Bulan. Dilansir dari in-the-sky.org, pengamat dapat melihat ke arah langit barat mulai sekitar pukul 17:56 WIB dan keduanya dapat terus diamati hingga 2 jam 34 menit setelah Matahari terbenam.
Baca Juga: Fenomena Langit Langka Ini Ditemukan di Tibet
3. Fase Bulan purnama
Menurut Moon Calendar, Bulan akan memasuki fase Bulan purnama pada 19 Mei mendatang. Fase ketika posisi Matahari-Bumi-Bulan berada di garis lurus sehingga seluruh wajah Bulan yang diamati dari Bumi disinari sepenuhnya oleh Matahari. Sayangnya, tidak akan terjadi gerhana Bulan karena adanya kemiringan orbit Bulan sebesar 5 derajat terhadap ekliptika.
Secara astronomis, Bulan akan masuk fase purnama pada pukul 04:13 WIB. Dengan kata lain, pengamat mulai bisa melihat Bulan menjelang purnama sejak 18 Mei di sore hari hingga Matahari terbit pada 19 Mei 2019.
4. Konjungsi Bulan dengan Jupiter
Setelah purnama, Bulan akan ditemani dengan planet terbesar di tata surya pada 20 Mei. Planet Jupiter dapat diamati dengan mata telanjang dan akan terlihat seperti bintang kuning terang yang tidak berkelap-kelip.
Menurut in-the-sky.org, kojungsi kali ini Jupiter akan berada sejauh 1 derajat dari Bulan. Kedekatan keduanya bisa mulai diamati pada pukul 20:00 waktu setempat saat keduanya sudah berada lebih tinggi 15 derajat dari cakrawala timur. Konjungsi Bulan dengan Jupiter ini bisa terus teramati hingga terbitnya Matahari.
5. Konjungsi Bulan dengan Saturnus
Setelah bersama Jupiter, Bulan akan berkonjungsi dengan planet bercincin pada 23 Mei mendatang. Konjungsi kali ini akan membuat Bulan dan Saturnus berjarak 1 derajat.
Menurut in-the-sky.org, keduanya bisa dapat diamati mulai pukul 21:38 WIB saat berada setinggi 7 derajat di atas cakrawala timur. Keduanya akan mencapai titik tertinggi di langit pada 03:17 dan berada setinggi 74 derajat di atas cakrawala selatan.