Suara.com - Seekor ular bermata tiga telah ditemukan di Australia bagian utara dan penemuan itu memicu kehebohan karena menurut para ilmuwan keunikan fisik seperti itu sangat jarang ditemukan di dunia.
Ular berjenis sanca karpet itu ditemukan di dekat Humpty Doo, sekitar 40 kilometer sebelah tenggara Darwin. Reptil sepanjang 40 cm itu, menurut para ahli, memiliki satu mata tambahan di bagian atas kepalanya akibat mutasi alami.
"Sampai hari ini saya belum pernah melihat ular bermata tiga," kata David Penning, pakar biologi dari Missouri Southern State University, Amerika Serikat seperti dilansir Live Science.
"Saya pernah melihat ular berkepala dua dan beberapa bentuk kelainan pada kepala ular, tetapi tak ada yang seperti ini," imbuh dia.
Keheranan yang sama juga dirasakan oleh Bryan Fry, peneliti ular dari University of Queensland, Australia.
"Setiap anak (ular) mengalami mutasi, tetapi yang satu ini sangat aneh," kata Fry kepada BBC.
"Saya belum pernah melihat ular bermata tiga sebelumnya. Tetapi kami pernah meneliti kobra berkepala dua di laboratorium kami," imbuh Fry.
Sayangnya, ular bermata tiga yang ditemukan pada Maret lalu kini telah mati. Ia diduga susah makan, karena kondisi fisiknya yang unik. Ular malang itu diperkirakan berusia dua bulan. Ia mati pada pekan lalu.
Adapun hasil pindai sinar X terhadap tengkorak ular tersebut ditemukan bahwa binatang tersebut tak memiliki dua kepala seperti yang diduga oleh para ilmuwan sebelumnya.
"Alih-alih, ia memiliki satu tengkorak dengan lubang mata tambahan dan tiga mata yang berfungsi normal," jelas otoritas taman nasional Australia yang menemukan ular tersebut.
Mereka menduga kelainan pada kepala ular itu bermula dari masa perkembangan embrio. Kelainan itu diduga terjadi secara alamiah dan bukan karena faktor lingkungan.