Suara.com - Amerika Serikat (AS) telah meminta negara-negara sekutu untuk tidak menggunakan perangkat Huawei terkait dengan rencana infrastruktur 5G. Meski ditentang, pendapatan kuartal pertama Huawei justru melonjak sebanyak 39 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Hal tersebut menandakan bahwa bisnis perusahaan asal China itu terus tumbuh di sela tuduhan-tuduhan Amerika Serikat.
Menurut laporan CNBC, ini merupakan kali pertama bagi Huawei merilis laporan triwulan perusahaan dan kemungkinan upaya tersebut dilakukan untuk menunjukkan bahwa Amerika Serikat gagal menghentikan pertumbuhan perusahaan.
Dilansir dari The Verge, Huawei mengatakan, telah mengirim 59 juta smartphone pada kuartal pertama dan mendapat pendapatan sebanyak 179,7 miliar yuan. Tak hanya itu, terkait dengan pelarangan yang diberikan Amerika Serikat terhadap negara-negara lain, Huawei mengklaim bahwa pihaknya telah mengirim lebih dari 70.000 BTS 5G pada kuartal pertama tahun 2019 dan menandatangani 40 kontrak untuk menyediakan peralatan 5G kepada operator.
Huawei sendiri dengan tegas membantah bahwa mereka telah atau akan membantu China dalam memata-matai negara lain lewat peralatannya. Meski begitu, baru-baru ini terdapat laporan bahwa Huawei telah menerima dana dari agen keamanan China. Untuk saat ini, Huawei belum memberikan komentar resmi mengenai hal tersebut.
Baca Juga: Uji Kamera Huawei P30 Pro, Warganet Temukan Hal Kocak Ini
Seperti diketahui, para pejabat intelijen Amerika Serikat sebelumnya telah memperingatkan bahwa peralatan jaringan milik Huawei dapat secara diam-diam diperalat oleh China untuk tujuan spionase.