Peringati Hari Bumi, LIPI Rilis Empat Riset Energi Terbarukan

Chandra Iswinarno Suara.Com
Senin, 22 April 2019 | 17:52 WIB
Peringati Hari Bumi, LIPI Rilis Empat Riset Energi Terbarukan
Kendaraan roda dua yang telah dimodifikasi dengan menggunakan bahan bakar hidro di laboratorium pengembangan riset hydrogen internal combustion engine (hidrogen ICE). [Suara.com/Aminuddin]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekantronik (P2Telimek) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis beberapa hasil riset terkait energi terbarukan dan transportasi ramah lingkungan di hari bumi internasional yang diperingati pada Senin (22/4/2019).

Ada empat subjek penelitian yang diperkenalkan LIPI di peringatan hari bumi kali ini. Keempat riset itu adalah, riset biotrik, pembangkit listrik tenaga kinetik Pico Hydro, smart microgrid dan riset untuk pengembangan hydrogen internal combustion engine (hidrogen ICE) yang terejawantahkan dalam kendaraan roda dua menggunakan bahan bakar hidro.

Riset biotrik merupakan penelitian terkait energi listrik yang dihasilkan dari sistem biogas yang bersumber dari kotoran manusia ataupun hewan.

Biotrik ini telah diimplementasikan di beberapa lokasi di Indonesia. Salah satunya, di pondok pesantren Baiturrahman, Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. P2Telimek mengklaim energi listrik yang dihasilkan dari biotrik di ponpes Baiturrahman itu menghasilkam daya sebesar 5 kWh.

Baca Juga: Indonesia Gandeng Swedia Perkuat Kerja Sama Energi Terbarukan

Adapun, Pico Hydro merupakan energi listrik yang dihasilkan melalui tenaga kinetik yang bersumber dari air mengalir. Pembangkit listrik pico hidro ini diklaim bisa menghasilkan energi listrik dari debit air yang sangat kecil.

"Bentuk turbinnya sederhana, mudah dipasang serta ramah bagi organisme air seperti ikan," jelas peneliti Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Anjar Susatyo.

Anjar mengatakan berat pembangkit listrik berkekuatan 350 Watt itu yakni hanya 17 kilogram saja. Pemasangannya pun terbilang sederhana, dimana hanya perlu disimpan di sungai atau ataupun irigasi persawahan untuk bisa menghasilkan energi listrik.

Sementara itu, Smart Microgrid merupakan alat yang dapat mengkonversi sumber energi dari sinar matahari, angin, air dan biogas untuk pemakaian listrik. Smart Microgrid inipun bisa dijadikan alat untuk mengekspor atupun impor daya listrik.

"Kelebihan pasokan energi yang dihasilkan juga disimpan dalam baterai dan dapat digunakan pada saat beban puncak. Hal ini bisa menjadi solusi dalam kemudahan akses sumber energi terbarukan," tukas peneliti Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Agus Risdiyanto.

Baca Juga: Tertarik Energi Terbarukan, Penasehat Presiden pun Berinvestasi

Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekantronik LIPI, Budi Prawara mengatakan penelitian itu merupakan bentuk kepedulian LIPI untuk terus memaksimalkan energi terbarukan yang ramah lingkungan juga harganya bisa lebih terjangkau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI