Jelang Pencoblosan, Facebook Hapus Jaringan Akun Palsu Pendukung Prabowo

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 16 April 2019 | 16:46 WIB
Jelang Pencoblosan, Facebook Hapus Jaringan Akun Palsu Pendukung Prabowo
Prabowo Subianto berpidato di Nusa Tenggara Barat, [ Dok. Timses Prabowo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Facebook rupanya telah menghapus ratusan laman (page), grup, dan akun palsu yang gemar mengunggah konten politik jelang hari pencoblosan pemilihan umum 2019 yang jatuh pada 17 April besok.

Meski Facebook tak menyebut afiliasi politik akun serta laman yang dihapus itu, tetapi Digital Forensics Research Lab (DFRLab)- sebuah organisasi pengentas hoaks dan kabar bohong asal Amerika Serikat - yakin bahwa akun, laman, serta grup yang dihapus tersebut adalah sebuah jaringan yang dioperasikan oleh para pendukung calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.

DFRLab, salah satu mitra Facebook di AS untuk melawan penyebaran hoaks dan kabar bohong, mengaku telah diberi akses ke laman, grup, serta akun-akun tersebut sebelum dihapus oleh Facebook.

"Aset-aset ini (akun, laman, dan grup) menyerang calon presiden petahana dan memuji penantangnya melalui konten-konten politik," tulis DFRLab dalam blognya yang bertajuk #ElectionWatch: Facebook Takes Down Network Supporting Indonesian Presidential Candidate Prabowo Subianto.

Suara.com telah meminta Facebook Indonesia untuk mengonfirmasi laporan DFRLab tersebut dan meminta dibagikan data-data akun, laman, atau grup yang sudah dilumpuhkan. Sayang permintaan itu ditolak oleh Facebook Indonesia.

Facebook Indonesia hanya memberikan data berisi gambaran umum jejaring yang dilumpuhkan tersebut.

"Kami melakukan takedown berdasarkan perilaku Mas, bukan karena isi konten mereka," kata seorang perwakilan Facebook dalam korespondensi via pesan singkat dengan Suara.com.

Meski demikian, temuan DFRLab menunjukkan bahwa akun-akun yang dihapus Facebook itu tak hanya bekerja dalam pola tertentu atau menggunakan akun palsu, tetapi juga gemar menyebarkan hoaks atau informasi bohong.

Terkait Saracen

Akun-akun itu, jelas Facebook dalam data yang diperoleh Suara.com, adalah jejaring domestik di Indonesia dan masih berhubungan dengan kelompok Saracen yang sudah diberantas pada Januari lalu.

"Hari ini kami menghapus 234 akun, laman, dan grup dari Facebook serta Instagram karena terlibat dalam perilaku tak otentik terkoordinasi," tulis Facebook pada 11 April 2019 kemarin dalam sebuah entry bertanggal 31 Januari.

Facebook melanjutkan bahwa para operator di balik jejaring itu berusaha mengelabui pengguna lain dengan menggunakan akun-akun palsu.

"Mereka sering mengunggah konten terkait politik lokal, termasuk tentang pemilihan umum, kecurangan pemilu, pandangan para kandidat, dan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh figur politik," beber Facebook.

Facebook mengatakan mereka menghapus akun-akun tersebut bukan berdasarkan isi konten yang diunggah, tetapi setelah melihat pola perilaku para aktor jahat tersebut di dunia maya.

Dalam aksi ini, Facebook menghapus 78 akun Facebook, 34 laman, 108 grup, dan 14 akun Instagram.

Akun-akun itu memiliki cukup banyak follower. Salah akun Facebook, misalnya, memiliki 24.000 follower; salah satu laman diikuti oleh 1,3 juta pengguna Facebook lainnya; dan salah satu akun Instagram yang dihapus memiliki 5.600 follower.

Jejaring hoaks

Dalam laporan DFRLab dirinci beberapa laman, grup, dan akun palsu yang sudah dilumpuhkan oleh Facebook pada 11 April lalu. Para operator di balik jejaring ini bekerja dalam pola tertentu, jelas para peneliti dari organisasi tersebut.

Misalnya ada tiga laman yang menggunakan identitas palsu atas nama Annisa Madaniyah. Akun atas nama Annisa Madaniyah sebelumnya pernah menyebarkan hoaks soal tambang emas Maluku akan diserahkan ke China dan juga menghina ibu Joko Widodo pada 2017 lalu.

Laman Facebook Annisa Madaniyah dan Annisa Madaniyah vs Jokowi Dodo yang dihapus Facebook karena diduga berusaha menyesatkan pengguna lain serta sering menyebarkan hoaks. [Dok Digital Forensic Research Lab]
Laman Facebook Annisa Madaniyah dan Annisa Madaniyah vs Jokowi Dodo yang dihapus Facebook karena diduga berusaha menyesatkan pengguna lain serta sering menyebarkan hoaks. [Dok Digital Forensic Research Lab]

Akun-akun yang mengelola tiga laman di atas juga mengelola dua grup bernama Annisa Madaniyah Vs Jokowi Dodo dan Annisa Madaniyah. Laman-laman itu sering mengunggah konten yang sama dalam jangka waktu sangat dekat.

"Itu menunjukkan adanya kordinasi dalam jaringan tersebut," tulis DFRLab dalam laporannya.

Contoh hoaks yang disebarkan oleh jaringan laman, grup, dan akun Facebook pendukung Prabowo. [Dok Digital Forensic Research Lab]
Contoh hoaks yang disebarkan oleh jaringan laman, grup, dan akun Facebook pendukung Prabowo. [Dok Digital Forensic Research Lab]

DFRLab juga mengindentifikasi empat laman yang masing-masing mengelola lebih dari 10 grup. Grup-grup dalam laman tersebut hampir semuanya sama dan rata-rata menggunakan foto profil pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Laman dan grup-grup para pendukung Prabowo Subianto di Facebook. Laman serta grup-grup ini sudah dihapus oleh Facebook pada 11 April lalu. [Dok. Digital Forensic Research Lab]
Laman dan grup-grup para pendukung Prabowo Subianto di Facebook. Laman serta grup-grup ini sudah dihapus oleh Facebook pada 11 April lalu. [Dok. Digital Forensic Research Lab]

Keempat laman itu adalah Satu Dua Tiga, PS O8 for Indonesian, Sekilas Info, dan Silvana Andriana. Laman yang disebut terakhir, Silviana Andriana, uniknya banyak menggungah tentang resep masakan.

Sementara laman Satu Dua Tiga, Sekilas Info, dan Berita Sekitar Indonesia sering mengunggah tautan dari Gelora.co, Nusanews.id, dan Gelora,news dalam waktu yang sama.

Contoh informasi berisi dukungan untuk Prabowo Subianto yang disebarkan oleh jaringan laman, grup, dan akun Facebook pendukungnya. [Dok Digital Forensic Research Lab]
Contoh informasi berisi dukungan untuk Prabowo Subianto yang disebarkan oleh jaringan laman, grup, dan akun Facebook pendukungnya. [Dok Digital Forensic Research Lab]

Selain itu, ada dua laman unik yang juga dihapus oleh Facebook. Yang pertama RBNS News. Awalnya laman ini menguggah konten tentang Islam. Ia diketahui berhubungan laman Blogspot bertema Islam (islam-news-online, islam-xinwen, dan islam-novosti-russia).

Laman RBNS News biasanya mengunggah konten dalam tiga bahasa berbeda: China, Rusia, dan Inggris. Postingannya juga menggunakan foto-foto yang sama.

Sebelum mengunggah konten-konten soal Islam, laman ini tak memiliki aktifitas sejak November 2018. Sebelum itu RBNS News sempat menggunggah konten sepak bola dari website superbola.win. Laman superbola.win sudah tak aktif lagi, tetapi masih berhubungan dengan laman Facebook bernama Superbola.com.

Baik RBNS News dan Superbola.com sudah dihapus oleh Facebook. Tetapi sebelum dilumpuhkan, dua laman tersebut baru-baru ini mengunggah konten politik dan menyebarkan tautan dari sebuah situs bernama sew0rd.com (bukan seword.com), yang lagi-lagi berisi hoaks untuk menyudutkan Jokowi.

Dalam kesimpulannya DFRLab mengatakan jejaring di Facebook ini mengunggah konten agama, isu-isu kemanusiaan, dan politik untuk mendukung Prabowo Subianto dan menyudutkan Jokowi jelang pemilihan umum 2019.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI