Notre Dame di Paris Terbakar, Masa Lalunya Lebih Suram

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 16 April 2019 | 13:12 WIB
Notre Dame di Paris Terbakar, Masa Lalunya Lebih Suram
Gereja Katedral Notre Dame di Paris, Prancis terbakar pada Senin (15/4/2019). [AFP/Fouad Maghrane]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gereja Katedral Notre Dame di Paris terbakar pada Senin (15/4/2019) waktu setempat dan menyebabkan menaranya yang masyur roboh serta kaca-kacanya yang indah pecah berantakan.

Kumpulan foto-foto Gereja Katedral Notre Dame di Paris terbakar pada Senin (15/4/2019). Dibangun pada 1163, gereja ini telah mengalami banyak perubahan dan mengalami masa-masa kelam. [AFP/Geoffroy van der Hasselt]
Kumpulan foto-foto Gereja Katedral Notre Dame di Paris terbakar pada Senin (15/4/2019). Dibangun pada 1163, gereja ini telah mengalami banyak perubahan dan mengalami masa-masa kelam. [AFP/Geoffroy van der Hasselt]

Belum diketahui apa penyebab kebakaran, tetapi BBC menduga insiden itu berhubungan dengan renovasi yang sedang digelar. Kini kebakaran telah berhasil dipadamkan dan belum diketahui kerugian akibat insiden tersebut.

Tetapi ini bukan kali pertama Notre Dame hancur. Dibangun pada 1163 dan rampung di 1345, katedral itu pernah mengalami masa-masa paling suram ketika Revolusi Prancis pecah.

Notre Dame dibangun di tepi Sungai Seine, di atas puing-puing Gereja Saint-Etiene yang sudah berdiri selama 400 tahun. Uskup Paris saat itu, Maurice de Sully, memerintahkan agar Saint-Etiene dihancurkan dan membangun sebuah gereja untuk menghormati Bunda Maria, ibu Yesus.

Pada foto yang diproduksi 23 Maret 1947 ini terlihat seorang perempuan sedang melukis Gereja Katedral Notre Dame di Paris, Prancis. Gereja tua ini terbakar pada Senin (15/4/2019). [AFP]
Pada foto yang diproduksi 23 Maret 1947 ini terlihat seorang perempuan sedang melukis Gereja Katedral Notre Dame di Paris, Prancis. Gereja tua ini terbakar pada Senin (15/4/2019). [AFP]

Dalam perjalanan selama 856 tahun, Notre Dame sudah mengalami banyak perubahan dari bangunan aslinya. Raja Louis XIV, yang memerintah di abad 14, membawa banyak perubahan. Jendela-jendela kaca patri yang indah diganti dengan kaca biasa dan sebuah pilar di jalan masuk katedral dihancurkan agar kereta kuda bisa melewatinya.

Pecahnya Revolusi Prancis pada abad 18 menjadi masa kegelapan Notre Dame. Gereja Katolik ketika itu dianggap sebagai bagian dari status quo, yang bersama kerajaan menindas rakyat jelata.

Ketika kerusuhan pecah, sebanyak 28 patung raja-raja di dalam Notre Dame dihancurkan. Banyak patung dihancurkan dan hanya patung Bunda Maria yang dibiarkan tanpa diganggu.

Menara asli gereja itu, yang dibangun di abad 13, ditumbangkan. Para revolusioner kemudian mengganti nama Notre Dame menjadi Kuil Akal Budi dan belakangan bangunan bergaya Gothik itu berubah fungsi menjadi gudang penyimpanan wine.

Setelah Revolusi Prancis, perjanjian Concordat pada 1801 kembali mengubah Notre Dame menjadi gereja Katolik. Napoleon Bonaparte kemudian memilih gereja tersebut sebagai tempat penobatannya sebagai kaisar.

Api berkobar dan asap mengepul dari Gereja Katedral Notre Dame di Paris yang terbakar pada Senin (15/4/2019). [AFP/Fabien Barrau]
Api berkobar dan asap mengepul dari Gereja Katedral Notre Dame di Paris yang terbakar pada Senin (15/4/2019). [AFP/Fabien Barrau]

Sejak era Napoleon, Notre Dame banyak digunakan untuk upacara kerajaan. Meski demikian, gereja tersebut terus terlantar hingga Gerakan Romantisme menjadi populer di era 1800an.

Pada 1843, dewan kota Paris meluncurkan proyek renovasi untuk menyelamatkan Notre Dame. Arsitek Eugene-Emmanuel Viollet-le-Duc ditugaskan untuk memimpin pekerjaan itu. Proyek selama 20 tahun itu mengubah wajah Notre Dame seperti yang dilihat publik hingga ia terbakar pada Senin malam. (Live Science)

REKOMENDASI

TERKINI