Suara.com - Duh, Aplikasi Keamanan Bawaan Xiaomi Cacat.
Sebuah laporan menyebut bahwa aplikasi keamanan bawaan di dalam ponsel Xiaomi memiliki sejumlah celah yang menjadi pintu masuk bagi malware untuk menyusup ke dalam perangkat.
Sebuah firma bernama Check Point Research dalam laporannya mengatakan bahwa aplikasi keamanan bawaan Xiaomi, Guard Provider, cacat.
Secara kasat mata, aplikasi tersebut membawa beberapa pemindai virus buatan Avast, AVL, dan Tencent. Fungsinya tentu saja untuk mendeteksi malware, sekaligus membasminya.
Baca Juga: Noura Aiska Tolak Tampil Seksi di Film
Alih-alih mengidentifikasi virus, aplikasi tersebut justru melakukan sebaliknya. Peneliti dari Check Point Research Slava Makkaveev menuturkan bahwa cacat tersebut ada pada mekanisme pembaruan aplikasi.
Menurut Slava, Guard Provider menerima update dari koneksi HTTP yang tidak aman. Artinya, para peretas ponsel bisa melakukan intersep terhadap Avast Update APK, file pembaruannya, hingga memasukkan malware melalui serangan Man-in-The-Middle (MiTM).
Lewat proses tersebut, para hacker lebih leluasa untuk menyuntikkan ransomware atau aplikasi pelacak data ke dalam aplikasi keamanan tersebut, sehingga mereka bisa menyamarkan nama file pembaruan agar tidak terdeteksi sistem keamanan.
Kabar baiknya, pihak Check Point Research sudah melaporkan celah keamanan ini kepada Xiaomi, sehingga perusahaan asal China ini bisa dengan sigap mengatasi masalah tersebut. Demikian informasi yang dikutip dari laman resmi Check Point Research pada Minggu (7/4/2019) terkait aplikasi keamanan bawaan Xiaomi.
Baca Juga: Di depan Prabowo - Sandiaga, Bachtiar Nasir Tepis Isu Khilafah di Kubu 02