Berita Hoaks Naik Tajam Jelang Pemilu

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 02 April 2019 | 13:31 WIB
Berita Hoaks Naik Tajam Jelang Pemilu
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara dalam Seminar Nasional Hoax dan Implikasinya Terhadap Demokrasi dan Pembangunan Berkeadilan di Banda Aceh, Selasa (2/4/2019). [Dok. Kantor Staf Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jelang Pemilu, berita yang terverifikasi hoaks meningkat tajam. Bandingkan saja, Agustus tahun lalu berita yang terbukti palsu jumlahnya hanya 25. Januari lalu naik tujuh kali lipat.

Alih-alih menurun, pada Februari naik dua kali lipat dibanding Januari, menjadi 353 berita. Angka tersebut merupakan data terbaru yang dikumpulkan Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.

"Ada upaya-upaya delegitimasi dan membangun distrust kepada pemerintah melalui hoax," kata Menteri Komunikasi, Rudiantara melalui keterangan resmi.

Tentu saja penyebaran berita bohong ini merugikan kehidupan berbangsa dan bisa memicu perpecahan. Menurut Menkominfo, masyarakat perlu membiasakan diri untuk memverifikasi informasi.

Baca Juga: Terungkap! Harga Samsung Galaxy S10 Versi 5G

Pernyataan ini disampaikan Rudiantara, pada Seminar Nasional bertema “Hoax dan Implikasinya Terhadap Demokrasi dan Pembangunan Berkeadilan”. Acara yang digagas Kantor Staf Presiden (KSP) berlangsung di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, Selasa (2/4) April. Menurut Menkominfo, sekitar 30 persen kabar bohong itu bertema dan bermuatan politik.

Ilustrasi berita hoaks [Suara.com]
Ilustrasi berita hoaks [Suara.com]

Sementara itu, Deputi V KSP, Jaleswari Pramodhawardani menyampaikan bahwa hoaks telah menghambat upaya pemerintah membangun dan menyejahterakan masyarakat. Hoaks bukan sekadar kabar yang bohong dan fitnah. Penyebarnya dengan sengaja membuat bingung masyarakat sehingga mengancam kehidupan demokrasi di Indonesia.

Pemerintah punya banyak sekali program yang baik untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Seperti program PKH, BPJS, kredit mekar, dan lainnya. Namun, sering program-program itu terhambat realisasinya karena masyarakat diracuni berita bohong untuk tidak percaya pada pemerintah.

"Ini sangat merugikan masyarakat luas," kata Jaleswari.

Di kesempatan yang sama, Kombes Polisi, Asep Syafrudin mengingatkan masyarakat agar tidak bermain-main dengan hoaks dan fitnah di media sosial. Apapun motifnya. Bareskrim Polri saat ini sudah memiliki alat canggih untuk mendeteksi penyebar fitnah. Jajaran kepolisian bisa dan sudah menangkap penyebar kabar bohong dalam waktu singkat.

Baca Juga: Makin Dekat Pemilu, Jumlah Berita Hoaks Bertema Pilpres Terus Meningkat

"Polri sangat serius memerangi hoax," kata Asep.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI