Suara.com - Setiap bulan akan selalu ada peristiwa langit yang terjadi, entah itu dapat terlihat dengan jelas atau tidak. Bulan Maret 2019 dihiasi fenomena musim berburu Bimasakti, konjungsi Bulan dengan Saturnus, konjungsi Bulan dengan Venus, Ekuinoks Maret, hingga konjungsi Mars dengan Pleiades.
Dihimpun dari in-the-sky.org, bulan April 2019 pun tidak kalah dengan peristiwa langit menarik lainnya. Berikut ini lima peristiwa langit yang akan terjadi pada bulan April 2019:
1. Konjungsi Bulan dengan dua planet
Awal bulan April akan dihiasi dengan konjungsi Bulan dengan Venus pada 2 April dan konjungsi Bulan dengan Mars pada 9 April mendatang. Dilansir dari in-the-sky.org, ketika Bulan berumur 27 hari, Bulan akan berkonjungsi dengan Venus.
Baca Juga: Jadi Pilot Wanita Bergaji Selangit, Athira Farina : Cowok Itu Lemah
Keduanya akan berjarak sekitar 2 derajat di atas cakrawala timur dan mulai terlihat pada pukul 03:43 waktu setempat di Indonesia. Konjungsi Bulan dan Venus ini akan berlangsung selama 2 jam 12 menit sebelum Matahari terbit.
Sementara itu, konjungsi Bulan dengan Mars yang terjadi pada 9 April mendatang akan terjadi setelah Bulan melewati fase Bulan baru dan baru berumur 4 hari. Kedua objek langit ini akan berjarak sekitar 4 derajat di ketinggian 35 derajat di atas cakrawala barat laut.
Konjungsi keduanya mulai teramati pukul 18:30 waktu setempat dan dapat terus diamati selama 2 jam 58 menit. Kedua konjungsi di awal bulan April ini dapat diamati dengan mata telanjang.
2. Hujan Meteor Virginid
Meskipun termasuk ke dalam kelompok hujan meteor minor atau berintensitas rendah, hujan meteor Virginid akan mencapai puncakya pada 12 April mendatang. Hujan meteor tahunan ini muncul ketika Bumi melewati aliran puing yang ditinggalkan oleh komet dan asteroid. Diprediksi akan ada sekitar 5 meteor per jam, dengan syarat pengamatan dilakukan di lokasi yang minim polusi cahaya.
Baca Juga: Kominfo Buka Suara soal Tol Langit
Titik radian hujan meteor ini akan berada di rasi bintang Virgo. Di langit Indonesia sendiri, hujan meteor ini akan muncul di ketinggian 78 derajat di atas cakrawala timur.
3. Elongasi Barat terjauh Merkurius
Istilah elongasi dalam astronomi sendiri merupakan pemisahan sudut antara sebuah planet dengan Matahari dengan Bumi sebagai titik acuan. Semakin besar angka sudut elongasi sebuah planet, maka semakin jauh posisinya di langit Bumi dari Matahari sehingga dapat diamati ketika Matahari telah terbenam.
Menurut in-the-sky.org, Merkurius akan mencapai sudut elongasi barat terjauh dari Matahari pada 12 April mendatang, bersamaan dengan peristiwa hujan meteor Virginid. Peristiwa elongasi ini dapat diamati mulai pukul 05:00 waktu setempat di Indonesia.
Nantinya, Merkurius akan tampak seperti bintang kuning kecil yang tidak berkelap-kelip di langit timur. Merkurius akan mencapai ketinggian maksimum 25 derajat di atas cakrawala timur saat Matahari terbit.
Menariknya, saat Merkurius mencapai elongasi barat terjauhnya, planet tersebut akan bersebelahan dengan Venus. Untuk membedakannya, Venus akan bersinar lebih terang daripada Merkurius.
4. Bulan purnama
Bulan akan mencapai fase penuh atau yang lebih dikenal sebagai Bulan purnama pada 19 April mendatang. Pada saat ini dalam siklus fase bulanannya, Bulan terletak hampir berhadapan langsung dengan Matahari di langit dengan jarak sekitar 180 derajat dan hal itu akan membuat permukaan Bulan tersinari oleh Matahari hampir sempurna.
Pada saat mencapai fase penuhnya, Bulan akan terletak di rasi bintang virgo dan berjarak 368.000 kilometer dari Bumi.
5. Hujan meteor Alfa Skorpiid
Hujan meteor Alfa Skorpiid akan mencapai puncaknya pada 28 April mendatang. Walaupun hanya hujan meteor minor, peritiwa ini akan menjadi penutup di penghujung bulan April 2019.
Hujan meteor Alfa Skorpiid berasal dari debrik sebuah batu antariksa yang dikatalogkan sebagai 2004 BZ74 dan nantinya akan mencapai intensitas maksimum 5 meteor per jam. Pengamat di Indonesia mulai bisa mengamatinya mulai diri hari hingga Matahari terbit. Nantinya hujan meteor ini akan muncul 56 derajat di atas cakrawala tenggara.