Kemenhub Kaji Satelit Nano untuk Pantau Transportasi Secara Real Time

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 30 Maret 2019 | 02:05 WIB
Kemenhub Kaji Satelit Nano untuk Pantau Transportasi Secara Real Time
Ilustrasi satelit nano. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Perhubungan akan mengkaji penggunaan satelit nano untuk mendukung sektor perhubungan mulai dari darat, laut, dan udara.

Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) Rosita Sinaga dalam FGD mengenai satelit nano di Jakarta, Jumat (29/3/2019), mengatakan pihaknya akan membuat tim kecil untuk mengkaji implementasi teknologi satelit nano.

"Karena manfaatnya, kita perlu diskusi lebih lanjut. Kita akan buat tim kecil agar ini bisa diimplementasikan," katanya.

Ide mengenai penggunaan satelit nano di bidang perhubungan muncul dari pemenang Transhub Challenge, Mata Garuda. Perusahaan rintisan itu memiliki konsep memanfaatkan satelit nano untuk menyediakan jaringan Internet of Things (IoT) yang terintegrasi secara masif.

Khusus di bidang transportasi, teknologi IoT akan dapat memberikan data mengenai posisi pesawat, hingga titik kemacetan di jalan raya secara real time.

Chief of Technology Officer (CTO) Mata Garuda William Tansil menjelaskan penggunaan layanan yang startup itu kerjakan akan meliputi pemantauan hingga bisa untuk penyediaan akses internet dengan sensor khusus.

"Contoh pesawat mengirim sinyal untuk memberitahu posisi mereka. Dengan satelit nano, sinyal itu bisa tertangkap dan dari satelit itu nanti dikirim informasinya sehingga bisa kelihatan real time posisi pesawat ada di mana," jelas William.

Untuk mengimplementasikan konsep tersebut, Mata Garuda akan bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan sejumlah pemangku kepentingan terkait termasuk Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Airnav.

"Harapannya semoga Indonesia bisa memiliki satelit sendiri yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan salah satunya di bidang transportasi dan mungkin bisa dikembangkan di bidang IoT sehingga harga komunikasi bisa semakin murah atau bahkan gratis," kata William.

Kepala Bidang Diseminasi Lapan Wahyudi Hasbi mengatakan potensi pengembangan satelit nano sangat besar di masa depan. Satelit nano berukuran kecil, sekitar 10x10 cm dengan berat 1-10 kg membuat harganya jauh lebih murah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI