Suara.com - Persepsi orang pada salah satu wilayah di Amerika Serikat, yakni Alaska adalah merupakan daerah dengan suhu terdingin. Namun, persepsi ini berubah seiring semakin tingginya efek polusi karbon yang memicu pemanasan global dan peristiwa omega blok.
Kondisi ini menyebabkan Alaska memecahkan rekor sebagai kota dengan suhu terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah. Tepatnya, pada Selasa (19/03/2019), ilmuwan terkejut karena menemukan bahwa suhu rata-rata kota di Alaska, Amerika Serikat mencapai di atas 70 derajat Fahrenheit atau melebihi 21,1 derajat Celcius.
Banyak pengamat memperkirakan ini merupakan dampak dari perubahan iklim. Tiga tahun lalu, tepatnya pada tahun 2016, salah satu kota di Alaska, Klawock telah mencapai 21,6 derajat Celcius.
Atas suhu sebesar itu, Klawock langsung dinobatkan sebagai kota dengan suhu tertinggi. Namun kini, terdapat 6 kota di Alaska yang meningkat suhunya secara pesat.
Baca Juga: UNESCO: Akibat Pemanasan Global, Situs Warisan Dunia Terancam Punah
Bahkan Sea-Tac, Olympia, Hoquiam, dan Quillayute mencapai 79 derajat Fahrenheit atau 26,1 derajat Celcius. Artinya, suhu rata-rata telah naik sebesar 6 derajat Celcius, dimana pada tahun 1968 rekor terpanas hanya mencapai 20 derajat Celcius.
Cuaca yang menghangat ini membuat panitia membatalkan lomba seluncur legendaris dengan menggunakan kereta anjing, Tok Race of Champions. Pembatalan ini sebagai akibat setelah cuaca panas yang belum terjadi sebelumnya.
Kondisi ini membuat lapisan salju menipis dan membuat jalur tidak aman bagi para anjing dan juga peserta yang mengendarai kereta.
Selain polusi karbon, ahli meteorologi menilai bahwa semburan cahaya hangat telah diantarkan oleh apa yang disebut blok omega. Itu terjadi ketika sebuah area dengan tekanan tinggi berada di luar lokasi, memaksa aliran udara mengalir cepat untuk mengitarinya.
Pada peta cuaca, itu seperti tapal kuda atau tergambar sebagai huruf omega dalam alfabet Yunani. Perpaduan antara kondisi tersebut dan blok omega semakin menambah panas suhu yang ada di Alaska.
Baca Juga: Kurangi Pemanasan Global Melalui Teknologi Blockchain
Menurut catatan dari NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration,) Alaska baru saja mengalami musim dingin terpanas ketiga dalam catatan sejarah ilmuwan.
Dikutip dari Gizmodo, tak berhenti di Alaska, panas juga telah meluas ke Laut Bering. Ilmuwan menemukan bahwa mereka melihat konsentrasi es laut terendah selama Februari 2019.
Bahkan, laut Arktik juga memanas dua kali lebih cepat dan belum pernah sepanas ini dalam ribuan tahun.