Waspadai Iklan Banner Penyedot Kuota Data dan Baterai di Android
Promosi berupa iklan dalam sebuah situs atau aplikasi cenderung menggangu pengguna ponsel Android.
Suara.com - Promosi berupa iklan dalam sebuah situs atau aplikasi cenderung menggangu pengguna ponsel Android.
Rupanya, kerugian yang dialami pengguna ponsel bukan hanya masalah kenyamanan saat membuka situs atau aplikasi saja, melainkan bisa menyedot daya baterai dan kuota internet dalam jumlah yang besar.
Sebagaimana dikutip dari Buzzfeed, Jumat (22/3/2019), baru-baru ini ditemukan sebuah perusahaan yang menyajikan iklan berupa video namun ditampilkan dalam bentuk banner.
Sepintas, cara kerja iklan semacam ini mirip dengan cryptojacking, yaitu menyusup ke perangkat (ponsel, tablet, atau PC) dan menggunakannya untuk menambang cryptocurrency. Hanya saja, perbedaan dengan 'penipuan' iklan ini menyusup dalam bentuk video, namun pengguna tidak menyadarinya.
Baca Juga: Kelola HP Android Langsung dari Copilot, Permudah Pekerjaan Sehari-hari
Pasalnya, pembuat aplikasi menjual slot banner iklan yang muncul di aplikasi dan bisa dilihat oleh penggunanya. Di balik banner tersebut, si pelaku justru memutar video iklan secara otomatis yang tak bisa dilihat oleh pengguna.
Baterai ponsel Android jelas akan lebih cepat habis karena dipaksa memutar video. Begitu juga dengan kuota internet pengguna yang boros karena otomatis memutar memutar video.
Kecurangan si pelaku tidak sampai disitu saja. Meski tidak benar-benar dilihat pengguna, namun video tersebut tetap dihitung sebagai iklan yang sudah ditayangkan dan dilihat oleh pengguna.
Parahnya lagi, pemilik aplikasi hanya mendapat bayaran untuk slot iklan banner non video, sedangkan si pelaku mendapat uang berlipat ganda karena bayaran untuk iklan video jauh lebih mahal.
Kabar baiknya, pelaku kecurangan tersebut berhasil diidentifikasi, yaitu OutStream Media yang merupakan anak perusahaan dari Aniview yang berbasis di Israel.
Meski sejumlah bukti kecurangan sudah terungkap, Aniview sendiri menampik tudingan tersebut. Juru bicara Aniview berdalih bahwa anak perusahaannya itu diserang malicious dari pihak ketiga dan kini tengah melakukan investigasi internal untuk menanggulangi masalah tersebut.