Ketua Komite AS Desak Penghapusan Video Penembakan di Christchurch

Rabu, 20 Maret 2019 | 15:30 WIB
Ketua Komite AS Desak Penghapusan Video Penembakan di Christchurch
Warga meletakkan bunga di depan Masjid Wellington, Kilbirnie, Wellington, Selandia Baru, Sabtu (16/3). [ANTARA FOTO/Ramadian Bachtiar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua House Homeland Security Committee, Rep. Bennie G. Thompson (D-MS), melayangkan surat kepada para CEO perusahaan teknologi besar seperti Facebook, YouTube, dan Twitter. Isi suratnya terkait dengan kejadian penembakan di masjid Christchurch, Selandia Baru

Surat tersebut dikirimkan ke CEO Facebook Mark Zuckerberg, CEO YouTube Susan Wojcicki, CEO Twitter Jack Dorsey, dan CEO Microsoft Satya Nadella. Isinya mendesak mereka untuk memprioritaskan penghapusan konten yang berkaitan dengan kejadian tersebut dan memberi penjelasan kepada komite mengenai tanggapan mereka serta rencana untuk mencegah hal serupa terjadi di masa depan.

Sebelumnya, penembak diketahui melakukan streaming langsung di Facebook dan rekaman tersebut diunggah ulang oleh pengguna lain di media sosial.

Jaringan media sosial dalam layar ponsel. [shutterstock]
ilustrasi media sosial dalam layar ponsel. [shutterstock]

"Saya sangat prihatin mengetahui bahwa salah satu penembak menyiarkan langsung serangan teror ini di Facebook dan video itu kemudian diunggah kembali ke Twitter, YouTube, dan platform lainnya. Video ini dapat ditemukan secara luas di platform media sosial manapun setelah serangan terjadi, meskipun ada panggilan dari otoritas Selandia Baru untuk menghapus video ini," ucap Thompson, seperti dikutip dari The Verge.

Baca Juga: Buka Lowongan Pekerjaan Programer, Ubisoft Bakal Garap Game Baru?

Seorang juru bicara Facebook memberikan konfirmasi dengan mengatakan bahwa perusahaan akan segera memberi laporan kepada komite, tetapi perusahaan milik Mark Zuckerberg itu tidak memberikan tanggal pasti atau siapa yang akan memberikan laporan tersebut. Sementara itu, Twitter dan Microsoft belum memberikan komentar resmi.

Lebih lanjut, Thompson mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi itu harus melakukan yang terbaik, karena kejadian mengerikan tersebut adalah masalah global.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI