Terungkap! Ada Pilot Ketiga dalam Kokpit Sebelum Lion Air PK LQP Jatuh

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 20 Maret 2019 | 08:18 WIB
Terungkap! Ada Pilot Ketiga dalam Kokpit Sebelum Lion Air PK LQP Jatuh
Petugas kapal Baruna Jaya 1 mengangkat mesin turbin pesawat Lion Air JT 610 yang ditemukan oleh tim penyelam TNI AL Dislambair di perairan Karawang, Jawa Barat, Sabtu (3/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pilot ketiga menjadi malaikat penyelamat dalam penerbangan Lion Air PK LQP, beberapa jam sebelum pesawat Boeing 737 Max 8 itu jatuh di Laut Jawa pada 29 Oktober 2018 silam.

Seperti diwartakan Bloomberg, Rabu (20/3/2019), dalam penerbangan dari Denpasar ke Jakarta pada 28 Oktober 2018 malam, seorang pilot yang sedang tak bertugas menjadi penyelamat bagi kru dan penumpang dalam perjalanan tersebut.

Pilot yang identitasnya tak diketahui tersebut duduk di dalam jumpseat atau kursi cadangan di dalam kokpit, demikian kata dua orang sumber yang terlibat dalam investigasi kecelakaan Lion Air PK LQP.

Ketika pesawat mengalami masalah di udara, pilot yang hanya menumpang itu dengan tepat mendiagnosis masalah dan memerintahkan kru yang lain untuk mematikan sistem kendali otomatis pesawat. Keputusannya itu menyelamatkan pesawat tersebut.

Yang dilakukan oleh pilot ketiga itu adalah meminta kru memutus arus ke sebuah motor yang berfungsi untuk mengarahkan moncong pesawat ke bawah. Malam itu, pesawat tersebut berhasil mendarat di Jakarta.

Keesokan harinya, dalam penerbangan dari Jakarta ke Pangkalpinang, pesawat itu jatuh di Laut Jawa. Sebanyak 189 orang tewas dalam kecelakaan itu.

Kisah tentang pilot ketiga ini sebelumnya belum pernah diungkap baik oleh Lion Air, Boeing, maupun Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Tetapi fakta ini bisa memberikan petunjuk dalam penyelidikan kecelakaan Lion Air PK LQP bernomor penerbangan JT 610 dan jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines di Addis Ababa pada 10 Maret lalu. Dua pesawat dalam kecelakaan itu sama-sama Boeing 737 Max 8.

Saat ini sebagian besar negara dan maskapai di dunia telah memutuskan untuk melarang terbang Boeing 737 Max. Hasil penyelidikan awal terhadap kecelakaan Ethiopian Airlines menunjukkan ada kemiripan dengan indisen Lion Air tahun lalu.

Selain itu, pemerintah AS juga kini sedang menggelar investigasi kriminal untuk menyelidiki proses sertifikasi desain Boeing 737 Max 8. Diduga Boeing memperoleh sertifikat untuk pesawat barunya itu dengan cara-cara tidak lazim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI