Suara.com - Video live yang direkam oleh pelaku aksi teror di dua masjid Selandia Baru dan disiarkan secara langsung via Facebook pada Jumat (15/3/2019) sudah disaksikan 4000 kali sebelum dihapus.
Seperti diwartakan sebelumnya, teroris kulit putih yang menyerang dua masjid di Selandia Baru dan menewaskan 50 jemaah sempat merekam dan menyiarkan aksinya. Rekaman berdurasi 17 menit itu disiarkan langsung di sebuah laman Facebook.
Facebook dalam pernyataan resminya mengatakan kurang dari 200 orang menyaksikan video itu secara langsung. Laporan pertama ke Facebook soal video tersebut masuk 12 menit setelah tayangan live itu berakhir.
Tetapi ketika Facebook sadar akan keberadaan video tersebut, sudah banyak orang yang mengunduhnya dan menyebarkannya via Facebook atau media sosial lain seperti YouTube, Twitter, dan forum-forum online.
Setelah menerima laporan, Facebook langsung menghapus video live tersebut. Tak hanya itu, Facebook juga mencatat jejak digital konten tersebut, sehingga ketika diunggah kembali akan langsung terdeteksi dan otomatis dihapus.
Tetapi sayang, seperti yang dilaporkan pekan ini, Facebook masih harus menghapus 1,5 juta video pembantaian itu dari platformnya. Sebanyak 1,2 juta dihapus saat akan diunggah, tetapi ada 300.000 video yang sempat beredar di Facebook sebelum dihapus.
Kegagalan Facebook mencegah 300.000 video pembantaian itu disebar kembali dalam layanannya mendapat banyak kecaman dan dinilai ironis, mengingat Facebook adalah salah satu perusahaan terkaya dengan teknologi tercanggih di dunia. (BBC)