Angka-angka statistik ini dinilai akan lebih akurat menggambarkan seberapa luas video-video brutal itu menyebar.
Ironis
Menurut beberapa pakar, kegagalan media sosial termasuk Facebook menangkal penyebaran konten-konten itu di layanannya adalah kenyataan yang ironis.
Betapa tidak, media-media sosial itu dibangun oleh perusahaan-perusahaan terkaya di dunia dan mereka memiliki teknologi-teknologi informasi tercanggih saat ini. Tetapi mereka gagal mencegah video itu menyebar.
"Perusahaan-perusahaan teknologi memiliki masalah soal moderasi konten, dan masalah itu sesungguhnya berada di luar kemampuan mereka untuk mengatasinya," kata Becca Lewis, peneliti dari Stanford University, AS kepada Washington Post.
Sementara itu Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan ia akan memanggil Facebook untuk meminta penjelasan, mengapa perusahaan media sosial Amerika itu gagal menangkal penyebaran propaganda teroris kulit putih tersebut.
"Masalah ini sudah melampaui Selandia Baru, tetapi bukan berarti kami tak bisa mengambil peran aktif untuk menyelesaikannya. Masalah ini akan saya diskusikan langsung dengan Facebook," kata Ardern.