Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah partai dengan akun Facebook paling tua. Bergabung dengan situs jejaring sosial ini sejak 2008, dua tahun sejak Facebook terbuka untuk siapa pun di atas 13 tahun yang memiliki alamat email. Sementara itu, Partai Amanat Nasional (PAN) telah bergabung dengan Facebook selama 8 tahun terakhir, diikuti oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akunnya telah terdaftar sejak 7 tahun lalu.
Namun, menarik untuk dicatat bahwa meski menjadi tiga partai politik Indonesia pertama yang membuat akun Facebook, popularitas PDI-P (sekitar 1,5 juta follower), PAN (187.000), dan PKS (615.000) di Facebook jauh lebih rendah daripada Gerindra dengan sekitar 3,6 juta follower dan Partai Solidaritas Indonesia dengan sekitar 2,9 juta follower.
Studi kami juga menemukan bahwa usia partai tidak menentukan popularitas partai di dunia maya. Gerindra yang didirikan hanya 10 tahun yang lalu telah menjadi partai yang paling populer di semua media sosial, kecuali YouTube.
Partai yang lebih tua seperti Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) jauh tertinggal dalam mengumpulkan dukungan online.
Akun Golkar di Twitter yang dilaporkan kepada KPU sebagai akun resmi media sosial partai selama kampanye 2019, sebagai contoh, ada empat; @2DPP-Golkar, @fraksigolkar, @GoJo2019, dan @GolkarBalitbang. Akun @2DPP-Golkar tidak dapat ditemukan, sementara @fraksigolkar memiliki 10.200-an pengikut. Selanjutnya @GoJo2019, yang merupakan akun Relawan Golkar Jokowi, hanya memiliki 200-an followers. Dan @GolkarBalitbang diikuti oleh 881 akun di Twitter.
Kondisi serupa terjadi di kubu PPP. Di jagad Twitter, partai ini mengusung 2 akun; @DPP_PPP dengan 38.100-an pengikut, dan @sahabatgusrommy yang hanya memiliki 1.140 followers. Demikian pula, PDI-P sebagai pemenang dalam pemilu 1999 dan 2014, popularitasnya di media sosial jauh di belakang partai yang lebih muda.
Transisi digital
Partai politik di Indonesia tampaknya masih meraba-raba dalam penggunaan media digital sebagai alat untuk menyebarkan informasi. Para pengurus partai memiliki prioritas yang berbeda-beda terkait peningkatan popularitas virtual mereka.
Beberapa partai menganggap popularitas di Facebook atau Twitter tidak terlalu penting. Atau, mereka belum benar-benar memahami strategi berkampanye di media sosial.
Partai Demokrat adalah salah satu partai yang lemah dalam strategi berkampanye di internet. Partai ini menggunakan “kode” baru yang berasal dari nomor urut partai untuk Pemilu 2019: 14.