Suara.com - Sesaat setelah aksi brutal penembakan masjid di Selandia Baru disiarkan secara langsung di Facebook, video tersebut beredar cepat ke platform YouTube.
Pihak YouTube segera menghapus video tersebut, namun nyatanya banyak yang mengunggah ulang video tersebut.
Bahkan unggahan ulang tersebut makin banyak bermunculan, hal ini membuat pengamat bertanya-tanya apakah YouTube memiliki alat otomatis yang dapat mengidentifikasi konten yang dilindungi hak cipta?
Unggahan ulang video yang utama telah berhasil diblokir YouTube, tetapi video yang berisi klip rekaman yang terus muncul harus ditinjau oleh manusia bukan mesin otomatis.
Baca Juga: Pemimpin Dunia Kompak Kecam Aksi Penembakan Masjid di Selandia Baru
Hal itu merupakan bagian dari proses untuk memastikan video tersebut merupakan cuplikan dari video yang diblokir.
Dilansir dari laman The Verge, tim keamanan YouTube menganggapnya sebagai tindakan penyeimbang.
Tim YouTube sendiri memiliki alat untuk melindungi hak cipta, Conten ID, tetapi mesin hanya memblokir video yang diunggah ulang pertama kali.
Namun lain lagi cerita jika video tersebut haru di diedit atau dihapus, jika video sudah diedit maka alat otomatis tersebut akan menandainya ke tim bagian pengecekan yang dilakukan manual oleh manusia, baik itu karyawan penuh waktu YouTube atau kontraktor.
Merekalah nanti yang akan menentukan apakah video tersebut melanggar kebijakan perusahaan atau tidak.
Baca Juga: Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru Miliki Senjata Api Sejak 2017
YouTube juga memiliki sistem untuk segera menghapus pornografi anak dan konten terkait terorisme dengan menyelidiki rekaman menggunakan sistem hash.