Pelaku Penembakan di Masjid Selandia Baru Diduga Terinspirasi dari Game?

Sabtu, 16 Maret 2019 | 13:54 WIB
Pelaku Penembakan di Masjid Selandia Baru Diduga Terinspirasi dari Game?
Seorang polisi bersenjata menjaga kompleks Masjid Al Noor usai insiden penembakan masjid di Selandia Baru, Jumat (15/3/2019). (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Update, Manifesto online-nya juga mengatakan ''Game melatih saya untuk menjadi seorang pembunuh, tidak'' yang berarti ia menegaskan bahwa pernyataannya sebelumnya tentu saja tidak benar.

Setelah penembakan brutal di masjid Christchurch Selandia Baru, banyak orang bertanya apa motif pelaku tersebut melakukannya. Salah satu pelaku adalah seorang warga Australia bernama Brenton Tarrant dan ternyata ia melakukan siaran langsung penembakan brutal yang diduga terinspirasi dari game.

Meski diduga terinspirasi untuk melakukan live streaming, sepertinya ia juga terpengaruh dari ektremis supremasi kulit putih.

Sebelum penembakan, seseorang yang tampak sebagai penembak memposting tautan ke manifesto nasionalis berkulit putih di Twitter dan forum online 8chan.

Baca Juga: Pemimpin Dunia Kompak Kecam Aksi Penembakan Masjid di Selandia Baru

Postingan itu menyebutkan bahwa dia diduga juga akan menyiarkan videonya secara langsung melalui link tersebut.

Komisaris Polisi Selandia Baru Mike Bush telah mengonfirmasi bahwa total 49 orang tewas akibat serangan itu.

Masih ada 48 orang di rumah sakit karena menderita luka tembak berdasarkan data terakhir pada Jumat (15/03/2019) pukul 19.00 AEDT atau pukul 15.00 WIB.

Brenton Tarrant memposting manifesto 37 halaman online sebelum menyatakan niatnya untuk menembak.

Senjata Brenton Tarrant untuk membunuh puluhan muslim di Selandia Baru. (Twitter/ BrentonTarrant via Heavy)
Senjata Brenton Tarrant untuk membunuh puluhan muslim di Selandia Baru. (Twitter/ BrentonTarrant via Heavy)

Dikutip dari Sidney Morning Herald (SMH), Tarrant mengatakan bahwa inspirasi politiknya berasal dari komentator konservatif AS Candace Owens, yang pro-Trump dan mengkritik gerakan Black Lives Matter.

Baca Juga: Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru Miliki Senjata Api Sejak 2017

Manifesto online-nya juga mengatakan ''Game melatih saya untuk menjadi seorang pembunuh, tidak'' yang berarti ia menegaskan bahwa pernyataannya sebelumnya tentu saja tidak benar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI