Penembakan Jemaah Masjid di Selandia Baru Dirancang untuk Jadi Viral

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 15 Maret 2019 | 19:31 WIB
Penembakan Jemaah Masjid di Selandia Baru Dirancang untuk Jadi Viral
Terduga teroris pelaku penembakan jemaah di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019). Sebanyak 49 orang tewas dan 20 lainnya luka parah dalam tragedi itu. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi terorisme berupa penembakan terhadap jemaah di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru dirancang sejak awal untuk merebut sebanyak-banyaknya perhatian publik dengan memanfaatkan media sosial.

Tragedi yang terjadi Jumat (15/3/2019) itu menelan korban jiwa hingga 49 orang dan 20 lainnya luka parah. Pemerintah Australia telah menetapkan kejadian itu sebagai serangan teroris dan sudah menangkap empat orang.

Menurut The Verge, pelaku yang melancarkan penembakan sembari merekam serta menyiarkannya secara langsung via media-media sosial memang sedang berusaha merebut perhatian dunia.

Rekaman video keji berdurasi 17 menit awalnya disiarkan via Facebook, YouTube, Twitter, dan Instagram. Sementara di forum online 8chan, pelaku mengunggah tautan berisi sebuah manifesto dan laman Facebook tempat siaran langsung penembakan bisa disaksikan.

Setelah penembakan berlangsung, Facebook dengan cepat menutup laman dan menghapus video tersebut. Tetapi semua itu percuma, video penembakan itu sudah disebar oleh warganet yang naif ke seantero dunia maya.

Dalam video itu, sang teroris sempat mengatakan, "Ingat, kawan, ikutilah Pewdiepie." Nama yang disebutnya itu adalah sebuah channel YouTube milik Felix Kjellberg, lelaki asal Swedia yang diketahui pernah mendukung paham antisemit.

Penyebutan akun YouTube Pewdiepie juga dinilai disengaja untuk meraih perhatian publik. Alasannya karena akun itu memiliki pengikut paling banyak di YouTube, dengan 89 juta subscriber.

Dan karena namanya disebut, Kjellberg pun terpaksa buka suara untuk membersihkan reputasinya.

"Saya merasa sangat muak, nama saya disebut oleh orang ini," tulis Kjellberg di akun Twitter-nya, yang mempunyai 17 juta follower.

Bayangkan jika Kjellberg tak mengklarifikasi penyebutan namanya, orang akan mengira ia sebagai yang memberikan inspirasi kepada pelaku serangan teroris tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI