Suara.com - Belakangan ini, ponsel dengan layar lipat seakan menjadi tren baru di tahun 2019. Di ajang Mobile World Congress (MWC) lalu, Samsung dan Huawei bahkan sudah merilis ponsel layar lipat mereka.
Di sisi lain, Oppo sebenarnya juga mengembangkan ponsel layar lipat, dan prototipenya juga sudah dipamerkan di MWC. Namun, ponsel tersebut tidak akan masuk pasar Indonesia.
"Iya memang ada rencana (membawa ponsel layar lipat ke Indonesia), tapi di-cancel karena kita tidak memenuhi demand-nya (permintaan pasar). Sekarang kita lihat saja harganya mahal sampai Rp 30 jutaan. Jadi kalau kita bawa ke sini, bagaimana komentar sobat-sobat miskin nantinya," ungkap Aryo Meidianto, PR Manager Oppo Indonesia selepas peluncuran Oppo F11 Series di Senayan, Jakarta, pada Rabu malam (13/3/2019).
Lebih lanjut lagi, menurut Aryo, sampai saat ini konsumen Indonesia belum memerlukan teknologi tersebut. Selain itu, layanan purnajual produk juga belum siap untuk mengurusi ponsel layar lipat
Baca Juga: Nikita Mirzani Ngamuk, Danny Satriadi Klarifikasi soal Jambak Mak Lampir
"Sekarang saya tanya ke teman-teman, bagimana, apa (ponsel layar lipat) sudah diperlukan sekarang? Kalau layarnya pecah gimana?" sambung Aryo.
Aryo juga menambahkan, konsumen Indonesia sebenarnya lebih perlu perangkat dengan dukungan teknologi 5G daripada ponsel layar lipat.
Untuk ponsel 5G, Oppo sendiri sebenarnya sudah siap menyambut teknologi tersebut. Namun yang menjadi permasalahan adalah kesiapan operator selular di Indonesia yang belum mendukung jaringan 5G.
"Untuk 5G, sepertinya patut bertanya ke pemerintah. Kita sudah bekerjasama dengan lima vendor termasuk Singtel yang paling dekat (dengan jaringan 5G). Mungkin bisa jadi pecutan bagi pemerintah bahwa sebenarnya ekosistem di perangkat sudah ada. Kalau devicenya kita sih siap buat terus-terusan ngetes jaringan 5G," pungkasnya.
Baca Juga: Unggah Video Aksi Teror, Densus 88 Tangkap Terduga Teroris Abu Riky di Riau