Suara.com - Beberapa waktu lalu, militer Amerika Serikat berencana memasukkan teknologi AI ke dalam tank tempur otomatis. Namun kini, Amerika Serikat mengembangkan dan memasukkan teknologi AI ke dalam pesawat jet tempur otomatis.
Bukan sekedar wacana, Angkatan Udara Amerika Serikat (U.S. Air Force) baru saja menyelesaikan uji coba pesawat jet tempur otomatis (drone) milik negara yang baru, yaitu XQ-58A Valkrie. Pesawat tempur yang termasuk Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak ini dikabarkan berhasil mengudara di atas Yuma Proving Grounds di Arizona, Amerika Serikat, pada 5 Maret lalu selama 76 menit.
Meskipun biasanya latihan UAV sering dirahasiakan, namun berkat rilis resmi yang dibagikan WPAFB (Wright-Patterson Air Force Base), publik dapat mengintip teknologi yang digunakan dalam jet tempur tersebut.
Latihan tersebut dibagikan dalam sebuah video berdurasi 15 detik yang diunggah oleh akun YouTube AFResearchLab pada 6 Maret lalu. XQ-58A sendiri merupakan pesawat nirawak subsonik jarak jauh. UAV tersebut mampu menjangkau lebih dari 2.000 kilometer dengan kecepatan penerbangan hingga 1.049 kilometer per jam.
Baca Juga: Oppo Mengganti Logo di Negara Asalnya, Ada Apa?
Secara teoritis, UAV dapat membantu misi pengawasan, hingga berpartisipasi dalam peperangan elektronik. Di masa depan, militer Amerika Serikat berencana menanamkan UAV dengan teknologi AI, peralatan pengawasan sensitif, dan persenjataan canggih.
Teknologi AI yang disematkan diharapkan akan menjadi teknologi pendukung agar militer Amerika Serikat dapat mendeteksi bahaya ketika menjalankan misi pengintaian di wilayah musuh.
Dilansir dari Digital Trends, pengembangan XQ-58A sendiri membutuhkan waktu 2,5 tahun hingga siap untuk diluncurkan. UAV tersebut menghabiskan dana sekitar 2 hingga 3 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 30 miliar hingga Rp 43 miliar.
Baca Juga: Makin Populer, Tim e-Sports Mulai Hijrah ke Apex Legends