Suara.com - Otoritas penerbangan federal Amerika Serikat (FAA) telah memerintahkan agar Boeing melakukan perubahan desain pada pesawat Boeing 737 Max, meski menegaskan bahwa pesawat yang sudah dua kali mengalami kecelakaan mematikan dalam lima bulan terakhir masih laik terbang.
Boeing 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines jatuh pada Minggu (10/3/2019) di Addis Ababa dan menewaskan 157 orang di dalamnya. Sementara pada 29 Oktober lalu pesawat yang sama milik Lion Air jatuh di Laut Jawa dan menewaskan 189 penumpang serta kru di dalamnya.
"Laporan-laporan eksternal menunjukkan adanya kemiripan antara kecelakaan ini (Ethiopian Airlines) dengan kecelakaan Lion Air 610 pada 29 Oktober 2018," kata FAA dalam pengumuman resminya, Senin (11/3/2019).
"Akan tetapi investigasi baru saja dimulai dan hingga saat ini kami belum memiliki data untuk mengambil kesimpulan atau mengambil tindakan," imbuh FAA.
Lebih lanjut FAA mengatakan bahwa perubahan desain yang dimaksud adalah pembaruan pada sistem otomatisasi dan sinyal dalam sistem komputer pesawat. Perubahan itu diharapkan sudah dilaksanakan pada April 2019.
Kewajiban itu berlaku untuk pesawat jenis Boeing 737 Max 8 dan Boeing 737 Max 9 yang berukuran lebih besar. Hingga saat ini ada sekitar 448 unit Boeing 737 Max 8 dan Max 9 yang beroperasi di seluruh dunia, termasuk di AS dan Indonesia.
Boeing, menanggapi perintah itu, mengatakan akan segera memperbarui buku manual dan pelatihan untuk kru pesawat Boeing 737 Max.
Selain itu Boeing juga akan mengubah peranti lunak atau software sistem kendali pesawat Boeing 737 Max yang berkaitan dengan Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS).
MCAS adalah sebuah sistem pada keluarga Boeing 737 Max yang bisa secara otomatis menurunkan moncong pesawat saat sensor-sensor mendeteksi moncong pesawat terlalu tinggi saat terbang. Moncong terlalu tinggi bisa menyebabkan pesawat mengalami stall dan jatuh.
Boeing mengatakan perubahan peranti lunak itu "dirancang untuk membuat pesawat yang sudah aman menjadi semakin aman."
Ditambahkan Boeing bahwa pembaruan peranti lunak itu sudah dilakukannya sejak kecelakaan Lion Air pada Oktober 2018 lalu. Rencananya peranti lunak yang sudah diperbarui itu akan diterima oleh semua pesawat Boeing 737 Max di dunia dalam beberapa pekan mendatang.