Suara.com - Berdasarkan penelitian baru-baru ini, diketahui lumba-lumba langka Vaquita hanya tinggal 22 ekor. Vaquita merupakan hewan endemik dari Teluk California yang berbatasan langsung dengan Laut Cortez.
Teluk tersebut memisahkan Semenanjung Baja California, Amerika Serikat dari daratan Meksiko.
Kini perburuan ilegal di Teluk Meksiko membuat keberadaan hewan ini semakin terancam.
Vaquita merupakan hewan dari ordo Cetacea yang terancam punah. Ordo Cetacea termasuk paus, lumba-lumba dan pesut.
Baca Juga: Hutan Nasional Ini Dihuni Hewan Langka, Penjelajah Wajib ke Sini!
Ilmuwan yang mempertahankan hewan ini pun harus mempertaruhkan nyawa mereka.
Bagaimana tidak, kondisi di laut perbatasan Meksiko dan Amerika Serikat ini seperti medan perang.
Sayangnya, vaquita merupakan hewan endemik di teluk tersebut sehingga membawanya ke habitat alam buatan manusia hanya akan membuat vaquita cepat mati.
Vaquita tergolong lumba-lumba langka yang pemalu. Peneliti menggunakan mesin akustik (mesin pendeteksi otomatis) untuk melacak vaquita dan menghitungnya.
Mereka sering menghindari mesin perahu yang bersuara keras dan mereka juga tidak suka berloncatan di permukaan seperti lumba-lumba lainnya.
Baca Juga: Wisata Alam Liar, Menjelajah Hutan Demi Lihat Hewan Langka Ini
Lumba-lumba langka ini memiliki ciri khas lingkaran hitam di sekitar mata mereka.
Vaquita berbagi habitat dengan ikan lain yang disebut totoaba. Sama-sama berbadan gempal, nelayan sering salah mengira sehingga ikut menangkap ikan ini.
Gelembung renang (swim bladder) dari totoaba merupakan organ ikan yang kelezatannya bernilai hingga 100 ribu dolar AS atau Rp 1,4 miliar per kilogram di daratan Cina dan Hongkong.
Atas nilai yang menggiurkan tersebut, membuat nelayan sekitar semakin ''beringas dalam memburunya''.
Setiap malam, ilmuwan yang tergabung dalam Sea Sheperd melakukan patroli untuk mencegah perburuan vaquita dan totoaba liar.
Dikutip dari Los Angeles Times, sebenarnya penangkapan totoaba juga merupakan hal yang ilegal sejak tahun 1975 karena keberadaan mereka berkurang drastis.
Hal yang menjadi masalah adalah kapal Sea Shepperd sering ditabrak secara sengaja oleh nelayan ilegal.
Itu membuat nyawa ilmuwan juga ikut dipertaruhkan.
Setelah ditelusuri, nelayan ilegal ternyata kebanyakan meminjam uang pada kartel totoaba Cina dan Meksiko untuk membeli jaring yang baru.
Bahkan terdapat nelayan yang berhutang pada kartel sebesar 54 ribu dolar AS atau Rp 770 juta untuk membeli 18 jaring baru.
Karena itulah nelayan juga mempertaruhkan nyawa mereka untuk melawan ilmuwan.
Meski telah dibantu oleh Marinir dan polisi federal Meksiko, namun nelayan ilegal tetap saja terus bermunculan.
Jika situasi pelik ini terus berlanjut, lumba-lumba langka vaquita ini akan punah di tahun 2020.