Tinggal 22 Ekor, Lumba-lumba Langka Ini Segera Punah

Jum'at, 08 Maret 2019 | 17:50 WIB
Tinggal 22 Ekor, Lumba-lumba Langka Ini Segera Punah
Ilustrasi bayi lumba-lumba dan induknya. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Vaquita berbagi habitat dengan ikan lain yang disebut totoaba. Sama-sama berbadan gempal, nelayan sering salah mengira sehingga ikut menangkap ikan ini.

Gelembung renang (swim bladder) dari totoaba merupakan organ ikan yang kelezatannya bernilai hingga 100 ribu dolar AS atau Rp 1,4 miliar per kilogram di daratan Cina dan Hongkong.

Ilustrasi ikan totoaba dalam konservasi. (Wikipedia/ University of Baja California)
Ilustrasi ikan totoaba dalam konservasi. (Wikipedia/ University of Baja California)

Atas nilai yang menggiurkan tersebut, membuat nelayan sekitar semakin ''beringas dalam memburunya''.

Setiap malam, ilmuwan yang tergabung dalam Sea Sheperd melakukan patroli untuk mencegah perburuan vaquita dan totoaba liar.

Baca Juga: Hutan Nasional Ini Dihuni Hewan Langka, Penjelajah Wajib ke Sini!

Dikutip dari Los Angeles Times, sebenarnya penangkapan totoaba juga merupakan hal yang ilegal sejak tahun 1975 karena keberadaan mereka berkurang drastis.

Hal yang menjadi masalah adalah kapal Sea Shepperd sering ditabrak secara sengaja oleh nelayan ilegal.

Itu membuat nyawa ilmuwan juga ikut dipertaruhkan.

Totoaba diburu untuk dibeli organ tubuhnya. (Facebook/ Environmental Investigation Agency)
Totoaba diburu untuk dibeli organ tubuhnya. (Facebook/ Environmental Investigation Agency)

Setelah ditelusuri, nelayan ilegal ternyata kebanyakan meminjam uang pada kartel totoaba Cina dan Meksiko untuk membeli jaring yang baru.

Bahkan terdapat nelayan yang berhutang pada kartel sebesar 54 ribu dolar AS atau Rp 770 juta untuk membeli 18 jaring baru.

Baca Juga: Wisata Alam Liar, Menjelajah Hutan Demi Lihat Hewan Langka Ini

Karena itulah nelayan juga mempertaruhkan nyawa mereka untuk melawan ilmuwan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI