Suara.com - Para arkeolog dan peneliti dibuat kaget dengan temuan mereka di situs yang barasal dari abad ke-15 di Peru. Mereka menemukan pengorbanan massal terbesar yang ditemukan.
Disebutkan kalau pengorbanan massal suku kuni dari dunia baru (New World) diduga jadi yang terbesar di masanya.
Baca Juga : Dikira Makam Suku Maya, Ternyata Tempat Ini Mempunyai Fungsi Lain
Istilah Dunia Baru adalah salah satu nama yang digunakan untuk sebagian besar belahan Amerika (termasuk Amerika Selatan, dan pulau-pulau terdekat seperti Karibia dan Bermuda).
Baca Juga: Peta Kuno Ungkap Sosok Mansa Musa, Orang Terkaya dalam Sejarah
Pada abad ke-16, orang Eropa mendarat di Amerika dan menjulukinya sebagai Dunia Baru. Sebelumnya mereka hanya mengenal Dunia Lama (Afrika, Eropa, dan Asia).
Di Dunia Baru ini ternyata terdapat pengorbanan terbesar dari sebuah suku kuno yang sangat misterius.
Mereka menemukan kuburan 137 anak dan 200 llama dalam liang yang saling berdekatan. Posisi meninggal mereka pun sama, menghadap arah tertentu.
Penelitian mengenai pembantaian massal telah dipublikasikan di jurnal PLOS ONE pada hari Rabu (06/02/2019).
Setelah diteliti kandungan kimia pada struktur tulangnya dan posisinya, ilmuwan menemukan bahwa mereka meninggal karena pengorbanan massal untuk menjalankan sebuah ritual suku kuno.
Baca Juga: Misteri Cat Loreng di Suku Kuno, Ternyata untuk Pengusir Makhluk Ini
Baca Juga : Ritual Potong Jari Suku Kuno Terjadi di Seluruh Dunia
Situs yang diteliti adalah situs Chimu atau sering disebut Huanchaquito-Las Llama yang terletak di sepanjang pantai utara Peru, Amerika Selatan.
Peradaban Chimu berkembang antara abad ke-11 dan ke-15 M, mendominasi garis pantai Peru sepanjang hampir 1.000 kilometer.
Satu-satunya peradaban besar lainnya di Amerika Selatan pada saat itu adalah Kekaisaran Inca.
Malang, menurut penelitian, Kekaisaran Inca adalah peradaban yang menaklukkan orang-orang Chimu pada tahun 1475, kira-kira 25 tahun setelah pembantaian massal.
Penggalian di Huanchaquito-Las Llama terjadi antara 2011 dan 2016, dengan mayat-mayat berserakan di area seluas 700 meter persegi.
Skenario yang dibuat oleh ilmuwan atas pembantaian ini sangat mengerikan. Di tengah desiran ombak, anak-anak dipaksa berbaring dengan tangan terikat.
Orang yang dituakan (imam) di suku lokal Chimu akan membuka dada anak-anak itu dengan benda tajam.
Baca Juga : Altar Game of Thrones Ditemukan di Kuil Suku Maya
Jantung mereka akan diambil dan jenazahnya diletakkan secara hati-hati dengan wajah menghadap ke arah barat menuju laut.
LIama juga menghadapi hal yang sama, namun bedanya, mayat mereka akan dihadapkan ke arah timur, menuju pegunungan Andes.
Skenario itu berdasarkan analisis kerangka mengungkapkan bekas luka yang khas di sepanjang dada, bersama dengan tulang rusuk yang terkilir.
Itu menandakan bahwa dada mereka dibuka ''dengan tidak ragu-ragu'' menggunakan benda tajam.
Dikutip dari Gizmodo, analisis sedimen yang dilakukan oleh peneliti menemukan bahwa terdapat banjir besar tak lama sebelum terjadi pengorbanan massal.
Baca Juga : Gunung Es Langka di Antartika Berwarna Hijau, Ternyata Ini Penyebabnya
Gabriel Prieto, salah satu peneliti, berspekulasi bahwa suku lokal Chimu melakukan pengorbanan massal untuk menghindari ''peristiwa iklim''.
Kepercayaan yang beredar pada saat itu adalah pengorbanan berhubungan langsung dengan kekuatan dan entitas kosmologis untuk memperkuat keseimbangan.
Suku kuno ini percaya dengan pengorbanan massal daerah mereka bisa terhindar dari bencana. (HiTekno.com)