Suara.com - Gunung Merapi, pada Senin (4/3/2019), dua kali melepaskan guguran lava pijar ke arah hulu Kali Gendol, demikian kata Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Hingga saat ini, status Merapi masih waspada (Level II).
Seperti dilansir Antara, guguran lava pijar pertama terjadi pada dini hari dan meluncur sejauh 350 meter. Sementara guguran lava pijar kedua terjadi antara pukul 12.00 hingga 18.00 WIB, dengan jarak luncuran sejauh 300 meter.
Sepanjang Senin, hingga pukul 18.00 WIB, telah terjadi 18 kali gempa guguran di Gunung Merapi, dengan durasi beragam mulai 10 hingga 76 detik. Selain gempa guguran, terekam pula satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 8 mm selama 29 detik, satu kali gempa hybrid dengan amplitudo 7 mm selama 10,5 detik, dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 2 mm selama 55,8 detik.
Berdasarkan analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang terakhir dirilis BPPTKG, volume kubah lava gunung api itu mencapai 461.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 1.300 meter kubik per hari. Kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan masih rendah, rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.
Dengan status waspada atau Level II, BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Kegiatan pendakian tidak direkomendasikan, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
Selain itu karena masih seringnya terjadi guguran awan panas dengan dengan jarak luncur yang makin jauh, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan. Warga di kawasan itu juga diminta mewaspadai bahaya lahar hujan, terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi. [Antara]