YouTube Mulai Batasi Video-video Anti-vaksin

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 25 Februari 2019 | 22:01 WIB
YouTube Mulai Batasi Video-video Anti-vaksin
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Agung Sudihantono menjelaskan terkait sertifikasi halal untuk vaksin campak atau measles dan rubella (MR) di kantor Ombudsman RI. (Suara.com/Welly Hidayat)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - YouTube mulai menindak tegas video-video anti-vaksin di platformnya. Mulai akhir pekan lalu, YouTube tak lagi memberi jatah iklan bagi video-video anti-vaksin dan karenanya pembuat video-video berbau konspirasi tersebut tak bisa lagi mendulang uang.

Mulai Jumat (22/2/2019), layanan video online milik Google itu menghentikan pemberian iklan bagi video-video yang menyuguhkan gagasan anti-vaksin.

YouTube mengatakan bahwa kebijakan itu diambil karena banyak channel anti-vaksin mempromosikan pandangan yang berbahaya serta merugikan orang lain.

"Semua informasi yang keliru terkait topik kesehatan sesungguhnya sangat mengkhawatirkan," bunyi pernyataan YouTube seperti dilansir BBC.

Selain menghapus jatah iklan bagi video anti-vaksin, YouTube juga akan merombak algoritmanya sehingga konten-konten yang mendukung vaksin dan menyebarkan informasi soal manfaat vaksin akan lebih banyak tampil di platform itu.

Sementara video-video anti-vaksin akan dibuat menghilang dari daftar tayangan yang direkomendasikan kepada penonton. Selain itu, YouTube juga akan menciptakan "panel informasi", berisi daftar sumber informasi yang bisa dimanfaatkan penonton untuk memverifikasi fakta terkait program vaksi serta manfaatnya.

"Layaknya semua perubahan algoritma, upaya-upaya ini akan terjadi secara berkelanjutan dan seiring waktu akan semakin akurat," terang YouTube.

Pandangan anti-vaksin sendiri dinilai sangat berbahaya. Organisasi kesehatan dunia (WHO) baru-baru ini menyebutkan bahwa pandangan anti-vaksin merupakan satu dari 10 ancaman kesehatan global pada 2019.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI