Satelit Jepang Berhasil Mendarat dan Tembak Asteroid Purba

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 24 Februari 2019 | 07:15 WIB
Satelit Jepang Berhasil Mendarat dan Tembak Asteroid Purba
Gabungan foto yang menampilkan asteroid purba Ryugu ini disediakan oleh Pusat Antariksa Jerman (DLR) pada 12 Oktober 2018 dan dijepret oleh satelit Hayabusa2 milik Jepang pada 3 Oktober 2018. [JAXA/DLR/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hayabusa2, satelit milik Jepang, berhasil mendarat di sebuah asteroid purba bernama Ryugu yang berjarak 300 juta kilometer dari Bumi, demikian diwartakan kantor berita AFP, Jumat (22/2/2019).

Di permukaan Ryugu, Hayabusa2 mendarat sebentar, menembakan sebuah peluru ke permukaan asteroid berusia miliaran tahun itu, mengambil debu dan batuan hasil ledakan, kemudian kembali terbang ke posisinya semula.

Aksi Hayabusa2 itu dipantu oleh puluhan staf badan antariksa Jepang (JAXA) di Bumi. Mereka bersorak-sorai setelah menerima sinyal dari Hayabusa2 yang mengabarkan bahwa satelit itu berhasil mendarat di permukaan Ryugu.

"Kami berhasil mendarat dan menembakan peluru," kata Yuichi Tsuda, manajer proyek Hayabusa2 kepada wartawan.

Sementara itu Makoto Yoshikawa, manajer misi Hayabusa2, mengatakan prosedur yang rumit itu berhasil dilaksanakan dalam waktu yang lebih singkat dari yang sebelumnya diperkirakan.

"Saya sangat lega. Rasanya waktu berjalan sangat lambat sampai pendaratan terjadi," kata Yoshikawa.

Ia yakin bahwa menembakan peluru ke permukaan Ryugu akan mengungkap penemuan baru dalam ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang keplanetan.

Ryugu diyakini mengandung sejumlah besar material organik dan air yang berusia sekitar 4,6 miliar tahun, periode yang diyakini sebagai waktu kelahiran tata surya kita.

Setelah ini, Hayabusa2 akan menembakkan sebuah "impactor" ke permukaan Ryugu. Hantaman itu diharapkan bisa membongkar lapisan di bawah permukaan asteroid tersebut, yang diyakini mengandung material unik, yang belum pernah terpapar radiasi atau angin antariksa.

Material di bawah permukaan Ryugu itu diharapkan bisa menjawab sejumlah pertanyaan fundamental tentang asal mula kehidupan di Bumi serta alam semesta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI