Suara.com - Sebuah pesawat ruang angkasa bernama Hayabusa-2 yang dioperasikan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), telah berhasil mengangkasa sejauh sekitar 200 juta mil dari Bumi untuk mengambil sampel debu dan tanah dari permukaan asteroid.
Hayabusa-2 sendiri merupakan penenus pesawat Hayabusa yang telah berhasil mengembalikan sampel astroid ke Bumi pada tahun 2010. Hayabusa-2 diluncurkan pada tahun 2014 lalu, melakukan perjalanan ruang angkasa selama tiga setengah tahun kemudian tiba di asteroid bernama Ryugu pada Juni 2018.
Nantinya, sampel tersebut akan dikirim kembali ke Bumi dan dianalisis oleh para ilmuwan untuk mengetahui tentang susunan kimiawi batuan asteroid.
"Asteroid merupakan batu pertama yang terbentuk di sekitar Matahari sebelum terciptanya planet. Dari perspektif ilmiah, sampel tersebut akan membantu kita untuk mengetahui tentang awal dari tata surya," ucap Dante Lauretta, peneliti utama dalam misi ini, seperti yang dikutip dari The Verge.
Baca Juga: Ilmuwan Berencana Buat Stasiun Luar Angkasa di Atas Asteroid!
Diharapkan, Hayabusa-2 dapat membawa antara 10 hingga 100 miligram untuk penelitian tersebut. Sayangnya, JAXA tidak memiliki cara untuk mengukur atau mengetahui berapa banyak bahan yang telah dikumpulkan Hayabusa-2.
Meskipun mengumpulkan sampel dari asteroid adalah proses yang sangat sulit dan dibutuhkan ketepatan pinpoint di sekitar objek di mana gravitasi sangat rendah. Melihat pendaratan yang mulus Hayabusa-2 di asteroid, para ilmuwan sangat yakin bahwa Hayabusa-2 dapat membawa cukup sampel. Hayabusa-2 sendiri direncanakan akan meninggalkan Ryugu sekitar akhir tahun 2019 ini.