Diklaim Menakutkan, Elon Musk Akui Simpan OpenAI Ciptaannya

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 19 Februari 2019 | 10:55 WIB
Diklaim Menakutkan, Elon Musk Akui Simpan OpenAI Ciptaannya
Pengusaha dan inovator terkemuka AS, Elon Musk. [AFP/Peter Parks]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ilmuwan Elon Musk telah mengumumkan penciptaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang menakutkan dan sangat pintar. Uniknya, dia memilih untuk menyimpan OpenAI itu dan menolak melepaskannya ke publik.

GPT-2 OpenAI dirancang untuk menulis seperti layaknya manusia dan merupakan lompatan ke depan yang mampu menulis teks yang meyakinkan secara mengerikan. OpenAI ini 'terlatih' dengan menganalisis delapan juta halaman web dan mampu menulis traktat besar berdasarkan 'prompt' yang ditulis oleh manusia sungguhan.

Tetapi pikiran mesin tidak akan dirilis dalam bentuk lengkap karena berisiko digunakan untuk 'tujuan jahat'. Seperti menghasilkan berita palsu, meniru orang-orang secara online, mengotomatiskan produksi spam atau mengaduk-aduk 'konten kasar atau palsu' kemudian memostingnya di media sosial.

"Karena kekhawatiran kami tentang teknologi aplikasi berbahaya, kami tidak merilis model yang terlatih. Sebagai percobaan dalam pengungkapan yang bertanggung jawab, kami merilis model yang jauh lebih kecil bagi para peneliti untuk bereksperimen, serta makalah teknis," tulis OpenAI.

Baca Juga: Pernah Ngaku Gaptek, Paus Bertemu Bos Microsoft Bahas Kecerdasan Buatan

Ilustrasi kecerdasan buatan (Shutterstock).
Ilustrasi kecerdasan buatan. (Shutterstock)

Kecerdasan buatan (OpenAI) jelas menakutkan bagi jurnalis karena dapat melakukan pekerjaan kami dengan cukup efektif. Sistem ini juga dapat digunakan untuk membuat layanan pelanggan 'bot' untuk belanja online, menempatkan lebih banyak manusia dari pekerjaan, serta menerjemahkan bahasa-bahasa.

OpenAI menandai masa depan di mana tidak mungkin membedakan antara kebenaran dan informasi yang salah secara online.

"Citra sintetis, audio, dan video, menyiratkan bahwa teknologi mengurangi biaya pembuatan konten palsu dan mengobarkan kampanye disinformasi. Masyarakat luas perlu menjadi lebih skeptis terhadap teks yang mereka temukan online, seperti halnya fenomena 'deep fakes' menuntut lebih banyak skeptisisme tentang gambar," jelas OpenAI.

Seperti diketahui, akhir-akhir ini para aktor jahat yang di antaranya bersifat politis disebarkan di dunia maya. Mereka sering menggunakan alat robot, akun palsu dan tim khusus untuk menjebak orang-orang dengan komentar penuh kebencian atau noda yang membuat mereka takut untuk berbicara atau sulit didengar atau dipercaya.

"Kita harus mempertimbangkan bagaimana penelitian terhadap generasi gambar sintetis, video, audio, dan teks dapat digabungkan lebih lanjut untuk membuka kemampuan baru yang belum diantisipasi untuk aktor-aktor ini, dan harus berusaha menciptakan penanggulangan teknis dan non-teknis yang lebih baik," bebera OpenAI tersebut. [Metro]

Baca Juga: Para Ahli Peringatkan Kecerdasan Buatan Lebih Bahaya dari Teroris

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI