Studi; YouTube Biang Kerok Orang Percaya Teori Bumi Datar

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 18 Februari 2019 | 17:48 WIB
Studi; YouTube Biang Kerok Orang Percaya Teori Bumi Datar
Ilustrasi yang menggambarkan Bumi datar (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan pemicu utama semakin banyaknya orang yang percaya pada teori Bumi datar dan pemicu itu adalah YouTube.

Temuan ini bermula ketika para ilmuwan menghadiri pertemuan tahunan para pendukung teori Bumi datar di Rayleigh, North Carolina, Amerika Serikat pada 2017 dan di Denver, AS pada 2018 kemarin.

Dalam dua pertemuan itu mereka mewawancarai 30 peserta dan dari wawancara itu mereka menemukan pola bagaimana orang-orang awam menjadi percaya bahwa Bumi berbentuk mirip piringan datar alih-alih bulat layaknya bola.

Dari 30 orang yang diwawancarai, 29 di antaranya mengaku bahwa mereka belum percaya pada teori Bumi datar dua tahun sebelumnya. Pikiran mereka berubah setelah menyaksikan video-video berisi teori konspirasi di Youtube.

"Cuma ada satu orang yang memiliki kisah berbeda. Ia percaya Bumi datar setelah mendengar cerita puteri dan menantunya. Keduanya (putri dan menantu itu) menonton (video Bumi datar) di YouTube, lalu menceritakan tayangan itu kepadanya," jelas Asheley Landrum dari Texas Tech University yang terlibat dalam penelitian itu.

Sebagaian besar responden dalam wawancara itu, seperti diwartakan The Guardian, Senin (18/2/2019), mengaku tadinya mereka menonton video-video konspirasi lain seperti seragan 9/11 atas menara kembar WTC, New York dan pendaratan astronot di Bulan ketika YouTube menawari mereka video-video Bumi datar.

Sementara sebagian responden bercerita bahwa mereka tadinya ingin membuktikan kekeliruan teori Bumi datar, tetapi alih-alih menjadi yakin akan kebenaran konspirasi tersebut.

Dalam wwawancara itu para peneliti menemukan satu video berjudul "200 proofs Earth is not a spinning ball" (jika diterjemahkan bebas berarti "200 bukti Bumi bukan sebuah bola yang berputar") yang sangat efektif membuat orang awam percaya akan teori Bumi datar.

Setelah menyaksikan video itu para responden mulai bertanya-tanya "jika Bumi bulat, lalu di mana lengkungannya?" dan "mengapa garis cakrawala selalu sejajar dengan mata manusia?"

Landrum, yang membeberkan risetnya di pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science di Washington DC, AS mengatakan tak ada yang salah dengan YouTube beserta konten-kontennya.

Tetapi, lanjut dia, jika YouTube ingin berkontribusi dalam mengentaskan informasi palsu dan hoaks, layanan video online Google itu bisa mengubah algoritmanya sehingga penonton lebih banyak disuguhi konten sains sungguhan ketimbang teori konspirasi.

"Percaya bahwa Bumi itu datar sebenarnya tidak berbahaya. Tetapi yang perlu diwaspadai, informasi seperti itu biasanya disertai ajakan untuk tidak memercayai lembaga atau otoritas yang berwenang," lanjut dia.

Adapun Google, induk usaha YouTube, belum memberikan komentar terkait temuan ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI