"Kamu harusnya menjadi netral, terlepas dari pihak lain adalah mentor anda. Sangat menyedihkan melihatmu melakukan hal rendah ini dengan membagikan pemikiranmu. #uninstallbukalapak," tulis @lulus_prihatini.
Tampaknya, Achmad Zaky menyadari jika cuitannya membuat heboh warganet Twitter khususnya pendukung Jokowi dan ia pun memberikan klarifikasinnya.
"Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya," ujarnya menyampaikan permintaan maaf.
Achmad Zaky juga turut memberikan penjelasan terkait cuitannya yang menjadi viral dan menimbulkan perdebatan di media sosial hingga memunculkan aksi uninstall aplikasi e-commerce yang ia bangun tersebut.
Baca Juga: CEO Bukalapak Minta Maaf ke Pendukung Jokowi soal Cuitan Presiden Baru
Menurutnya, tujuan kicauan tersebut hanyalah untuk menyampaikan fakta bahwa pada 20 hingga 50 tahun ke depan, Indonesia perlu melakukan investasi di riset dan SDM kelas tinggi agar tidak kalah dengan negara-negara lainnya.
Sebagai pengusaha di bidang e-commerce, Achmad Zaky menganggap penting untuk sadar dan peka dengan isu R&D mengingat akan terus ada perang harga yang cukup bepengaruh pada ekonomi negara ke depannya.
"Saya apresiasi sekali concern masyarakat twitter soal isu R&D ini. Tanda kalau kita ga kalah pinter. R&D adalah single pembeda negara maju dan miskin. Kalau ga kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju masuk di perang inovasi. Negara miskin masuk di perang harga," tulia @achmadzaky melanjutkan.
Walaupun sudah menyampaikan permintaa maaf dan klarifikasinya, hashtag #UninstallBukalapak sudah terlanjur menyebar dan menjadi aksi netizen untuk melakukan uninstall aplikasi tersebut.