Suara.com - CEO Bukalapak, Achmad Zaky, pada Kamis (14/2/2019), meminta maaf setelah sebuah kicauannya di Twitter tentang industri 4.0 dan "presiden baru" memicu kontroversi.
"Bangun2 viral tweet saya gara2 'presiden baru' maksudnya siapapun, bisa Pak Jokowi juga. Jangan diplintir ya :) lets fight for innovation budget," tulis Achmad di akun Twitter-nya, @achmadzaky.
"Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya," lanjut dia.
Sebelumnya, pada Rabu (13/2/2019), Achmad menulis soal anggaran riset dan pengembangan (litbang) di Twitter. Ia membandingkan anggaran litbang Indonesia yang kalah jauh dari negara lain seperti Malaysia, Singapura Amerika Serikat, Cina, dan Jepang.
"Mudah2an presiden baru bisa naikin (anggaran litbang)," Achmad menutup cuitannya itu.
Belakangan cuitan kontroversial itu dihapus oleh Achmad. Meski demikian tweet itu sudah difoto dan disebar di media-media sosial. Bahkan pada Kamis malam tagar #uninstallbukalapak ramai diserukan di Twitter.
Achmad sendiri menjelaskan bahwa cuitannya itu hanya untuk menyampaikan fakta bahwa dalam 20 sampai 50 tahun ke depan, Indonesia memerlukan investasi di riset dan SDM kelas tinggi.
"Kebijakan serta dukungan Pemerintah Indonesia selama ini sangat menyemangati kami. Semoga ke depannya industri teknologi atau industri berbasis pengetahuan semakin maju," cuit Achmad.