Peneliti yang tergabung di UCLA tepatnya pada Laboratorium Jet Propulsion NASA di Pasadena, California dan lembaga-lembaga lain menganalisis gempa Palu melalui satelit.
Dimuat dalam situs resmi NASA, para peneliti menghitung bahwa gempa itu pecah dengan kecepatan stabil 14.750 kilometer per jam (kpj).
Guncangan primer tersebut berlanjut selama hampir satu menit. Gempa bumi biasanya terjadi sekitar 9.000 hingga 10.800 kpj, sehingga gempa Palu terhitung sangat cepat.
Saat memproses gambar satelit, para peneliti ini menemukan bahwa kedua sisi sesar sepanjang 150 kilometer tergelincir sekitar 5 meter. Pergeseran sepanjang 5 meter merupakan angka yang sangat besar.
Baca Juga: Gini Caranya Ikut Tur Luar Angkasa Gratis dari NASA
Baca Juga : Gerakan Sesar Mendatar, Ini Penyebab Gempa Besar Secara Ilmiah
''Guncangan hebat yang dihasilkan mirip dengan ledakan sonik, ledakan yang biasanya terkait dengan jet supersonik,'' kata Lingsen Meng, seorang profesor di UCLA dan rekan penulis penelitian.
Dalam gempa supershear, pecahan yang bergerak cepat menyalip gelombang geser yang lebih lambat yang merambat di depannya.
Proses tersebut dapat mendorong keduanya secara bersamaan menjadi gelombang yang lebih besar dan lebih kuat.
Gempa supershear sebelumnya yang dipelajari para ilmuwan ini terjadi pada sesar yang sangat lurus. Namun citra satelit menunjukkan bahwa sesar Palu memiliki setidaknya dua lengkungan besar.
Baca Juga: NASA Temukan Petunjuk Baru di Gunung Sharp Planet Mars
Retakan pada Gempa Palu yang terjadi mempertahankan kecepatan stabil di sekitar lengkungan tersebut.