Selain untuk hemat energi, lampu ini mampu menyala hingga 12 jam dan juga lebih aman digunakan dibanding menggunakan lilin saat mati listrik.
Fadhiela menyebutkan pembuatan lampu ini cukup sederhana. Hanya saja membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam mengerjakan rangkaian lampunya.
''Dalam sehari mampu menghasilkan 15 hingga 20 lampu emergency,'' jelasnya.
Lampu hemat energi La Helist sendiri telah diproduksi secara massal di Blora. Dalam produksinya mereka dibantu tiga karyawan yang berlaku sebagai teknisi. La Helist dijual dengan harga terjangkau yakni Rp. 50.000,- untuk lampu berdaya 3 watt dan Rp. 90.000,- untuk daya 9 watt.
Baca Juga: Penelitian, Bermain Fortnite dan PUBG Dapat Tingkatkan Produktivitas Kerja
''Pemesanan sudah menjangkau wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi,'' imbuh Chaiyedha.
Mereka berharap kehadiran lampu emergency yang mereka buat bisa memberikan manfaat bagi masyarkat. Kedepan keduanya akan terus mengembangkan lampu dengan menaikkan tegangan dari 1,5 volt menjadi 3 volt dengan baterai recharge agar dapat dipakai untuk penerangan rumah tangga nantinya.(HiTekno.com)